Abah Tibi adalah seorang ayah yang tak pernah menyerah meskipun hidup terus memberinya ujian berat. Dengan tubuh yang sakit-sakitan dan usia yang tak lagi muda, ia tetap berjuang sendirian untuk merawat anaknya, Ikin, yang menderita Cerebral Palsy dan Epilepsi.

Bertahun-tahun, Abah Tibi menderita penyakit yang membuat tubuhnya tak henti bergerak saat ia tidur terlentang. Hal ini membuat istirahat yang layak seolah menjadi kemewahan baginya. Sementara Ikin hanya bisa berbaring lemah di tempat tidur. Ia tak bisa duduk, apalagi bergerak seperti anak-anak lain. Untuk makan, mandi, semuanya dilakukan oleh Abah Tibi. “Abah enggak pernah lelah, karena Ikin cuma punya Abah,” begitu kata beliau, sambil menahan air mata.

Tapi, bagaimana Abah Tibi bisa terus bertahan?

Setiap pagi, meskipun tubuhnya terasa sakit, Abah memutuskan untuk meninggalkan Ikin sebentar. Ia keluar rumah, membawa karung tua, memulung gelas plastik, botol bekas, atau apa saja yang bisa dijual. Hasilnya? Hanya cukup untuk bertahan hidup sehari-hari, itupun kalau beruntung.

Sering kali, mereka makan hanya dengan nasi yang dicampur air garam atau air bumbu dari sisa mie instan. Terkadang, jika tak ada apa-apa di rumah, mereka harus menahan lapar sepanjang hari.

Tetangga sekitar kadang iba dan memberikan sedikit beras. Namun, itu tidak cukup untuk membuat Abah Tibi bisa bernapas lega.

“Abah kepikiran mau berobat, tapi Abah lebih kepikiran gimana caranya biar Ikin bisa makan tiap hari,” ungkap Abah.

Abah Tibi dan Ikin membutuhkan bantuan kita. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka berdua, tetapi juga untuk pengobatan Ikin.

Dengan bantuan kita, Abah Tibi dan Ikin bisa mendapatkan hidup yang lebih layak. Mari kita bersama berjuang meringankan beban Abah Tibi dan Ikin.

Donatur	28
Donasi	Rp630.000
Tersalur	Rp0
Penerima