Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut Qurban tinggal menghitung hari! Momen ini merupakan momen spesial bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia, yaitu momen kebersamaan dan saling berbagi.

Qurban adalah salah satu amalan ibadah utama dalam Islam. Bahkan hukum melaksanakan Qurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi yang mampu untuk melaksanakannya.

Bagi sebagian orang terutama di daerah terpencil, mengonsumsi daging adalah suatu hal yang mewah. Apalagi bagi para lansia terlantar yang masih harus berjuang untuk hidup.

Seperti cerita yang datang dari Mak Romlah. Di usianya yang sudah menginjak 86 tahun, demi menyambung hidup beliau berjualan di tepi jalan. Barang yang dijualnya hanya alakadarnya seperti mineral, mie instant dan kopi.

Penghasilannya tak pernah lebih dari 10 ribu. Sedihnya, saat Mak Romlah tertidur saat berjualan, barang yang ia jual diambil orang lain! Berjualan dari pagi hingga sore, sambil menunggu pembeli Mak selalu membaca ayat suci Al Quran.

“Daripada bengong mending Mak baca Al Quran. Selain kewajiban, Mak juga selalu mendoakan suami dan anak Mak yang udah meninggal, mendoakan orang-orang baik yang pernah menolong Mak juga mereka yang pernah jahat sama Mak,” ujar Mak Romlah.

“Saya hanya ingin sembuh dari penyakit ini dan mencari ridho Allah di mushola,” harap Pak Saepudin.

Pak Saepudin yang sekarang sudah berusia 50 tahun belum pernah berumah tangga. Pekerjaannya sebagai marbot hanya diberi seikhlasnya saja dari warga. Terkadang ia menjadi buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Meski begitu, ia tetap semangat dalam pekerjaannya.

Padahal akibat penyakit yang ia derita, setiap berjalan kedua tangan Pak Saepudin bergetar tanpa henti. Bahkan ketika diam pun begitu.

Kini Pak Saepudin hanya bisa pasrah menghadapi penyakitnya dan berusaha sebisa mungkin menjalani aktivitasnya. Harapan beliau hanya ingin bisa bermanfaat bagi warga sekitar.

“Sudah tiga bulan Abah gak pulang kampung. Jualan sepi Pak. Uangnya belum kekumpul untuk istri dan cucu Abah di kampung,” cerita Abah Rosadi.

Sudah 15 tahun Abah Rosadi (75) melakoni pekerjaan sebagai tukang balon keliling. Fisiknya mulai melemah, tapi setiap hari Abah tetap keliling mulai jam 6 pagi sampai jam 7 malam.

Balon yang dijual bukan miliknya, ia hanya menjualkan saja. Setiap berangkat Abah membawa 15 balon yang dijual seharga 15 ribu. Untuk 1 balon yang ia jual, Abah mendapat keuntungan 5 sampai 7 ribu.

“Kadang ada aja anak kecil yang nangis pengen balon tapi orangtuanya gak bawa uang. Karena inget ke cucu, kadang Abah kasih balon gratis, itung-itung sedekah. Mudah-mudahan kalau di kampung mereka kesulitan ada yang bantu juga,” harap Abah.

Di momen Idul Adha 2024 ini, yuk jadikan Qurban tahun ini sebagai momentum untuk lebih banyak berbagi, terutama kepada para lansia dhuafa seperti Mak Romlah, Pak Saepudin dan Abah Rosadi yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan sedekah daging qurban.

Dengan selembar Rp50,000 insyaaAllah para lansia dhuafa terlantar bisa ikut berbahagia di momen Idul Adha tahun ini.

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pembelian hewan qurban yang kemudian akan dibagikan kepada para lansia dhuafa terlantar. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	31
Donasi	Rp1.080.000
Tersalur	Rp1.065.000
Penerima	1 Jompo Tersantuni