Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut Qurban tinggal menghitung hari! Momen ini merupakan momen spesial bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia, yaitu momen kebersamaan dan saling berbagi.

Qurban adalah salah satu amalan ibadah utama dalam Islam. Bahkan hukum melaksanakan Qurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi yang mampu untuk melaksanakannya.

“Kakek masih harus kerja keras biar bisa tetep hidup..” - Kakek Ating.

Jasa sol sepatu yang ditekuni Kakek Ating selama 50 tahun telah menjadi tumpuan hidupnya yang sebatang kara. Kadang ia juga menyambi berjualan bendera Indonesia seharga 5rban. Semua itu masih ia lakukan karena Kakek pantang mempunyai mental pengemis.

Tubuhnya sudah sakit-sakitan, ditambah Kakek mempunyai penyakit maag kronis yang tak pernah diobati. Setiap hari Kakek berjalan kaki keliling hingga berkilo-kilometer. Teriknya matahari dan dinginnya air hujan sudah Kakek lalui bahkan dengan kondisi perut kelaparan.

Kakek sering memilih untuk menahan lapar atau mengganjal perut dengan minum air putih yang banyak karena sudah terlalu sering berutang ke warteg.

Sehari-hari Kakek tidur di emperan jalan atau menumpang di masjid karena tak punya tempat tinggal. Padahal di usianya yang sudah sangat tua, Kakek sering kelelahan dan tiba-tiba tertidur di mana saja.

“Abah mah jarang makan Dek. Kalau ada yang beli atau orang baik yang ngasih ya Abah makan. Kalau nggak ya mau gimana lagi..”

Di usia senjanya, Abah Omon (100 tahun) masih harus berjuang menyambung hidup. Hampir setengah abad Abah berjualan perabot dan jadi tukang rongsok.

Perabotan yang Abah jual adalah milik orang lain dan harus setor setiap harinya. Begitu juga dengan rongsokannya. Terkadang Abah ketiduran di tempat rongsok karena kecapean memanggul dagangan.

Kalau ada yang beli Abah bisa dapat 20-30 ribu sehari. Lumayan untuk pulang ke Ujung Berung. Kalau tidak ada, terpaksa Abah harus jalan kaki untuk pulang.

“Jualan mainan saya gak pernah ngambil lebih dari 1000 rupiah per barang. Soalnya rata-rata yang beli kebanyakan anak-anak yang orangtuanya kurang mampu. Kasian kalau saya ambil lebihnya terlalu banyak”

Dihina buta, ditolak bekerja di mana-mana dan dikucilkan dari sebagian lingkungan sudah menjadi hal biasa bagi Pak Yani, seorang difabel pedagang mainan anak.

Belasan bahkan hingga puluhan kilometer ia tempuh setiap hari hanya untuk bisa mendapatkan uang yang tidak seberapa besar.

Penghasilan Pak Yani dari berdagang mainan keliling ini paling banyak hanya sebesar 30 sampai 40 ribu rupiah saja. Biaya itu belum dipotong dengan biaya makan dan lain-lain.

Maka dari itu Pak Yani bahkan sering puasa makan agar bisa menghemat pengeluaran dan bisa membawa uang untuk istrinya di kampung halaman.

Di momen Idul Adha 2024 ini, yuk jadikan Qurban tahun ini sebagai momentum untuk lebih banyak berbagi, terutama kepada para lansia pejuang jalanan seperti Abah Ating, Abah Omon dan Pak Yani yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan sedekah daging qurban.

Dengan selembar Rp50,000 insyaaAllah para lansia pejuang jalanan bisa ikut berbahagia di momen Idul Adha tahun ini.

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pembelian hewan qurban yang kemudian akan dibagikan kepada para lansia pejuang jalanan. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	27
Donasi	Rp491.302
Tersalur	Rp0
Penerima