Di tengah hiruk-pikuk kota, ada seorang ayah yang setiap hari berjuang tanpa lelah demi keluarganya. Pak Dedi Sutiawan, pria berusia 52 tahun, menghabiskan hari-harinya sebagai pedagang asongan yang berjalan dari sekolah ke sekolah. Panas terik dan debu jalanan telah menjadi teman setianya, menjadi saksi bisu bagaimana seorang ayah mengorbankan segalanya demi anak yang sangat ia cintai.

Namun, di balik perjuangan itu, Pak Dedi menghadapi ujian yang begitu berat. Anaknya, Riyan, yang kini berusia 10 tahun, terlahir dengan kondisi medis yang sangat langka. Sejak lahir, Riyan tidak memiliki anus dan alat kelamin, serta mengalami kelainan di pinggul dan kakinya

Kondisi ini membuatnya harus menjalani serangkaian perawatan medis yang panjang dan penuh tantangan. Salah satu hal yang harus selalu disiapkan adalah kantong colostomy, yang harganya tidak murah dan harus diganti secara rutin.

Setiap pagi, Pak Dedi memulai harinya dengan membawa dagangan asongan nya. Ia berjalan dari satu sekolah ke sekolah lain, berharap dagangannya laku agar bisa membawa pulang sedikit uang untuk kebutuhan keluarga dan pengobatan Riyan. Namun, dengan penghasilan yang hanya berkisar Rp20.000 hingga Rp30.000 per hari, semua itu terasa begitu berat.

Terkadang, hasil jualannya bahkan tidak cukup untuk membeli kantong colostomy atau sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menyiasatinya, ia harus meminjam modal lebih dulu, dan jika dagangannya laris, barulah ia bisa mengembalikan modal dan membawa sedikit keuntungan pulang ke rumah.

Selain berdagang, Pak Dedi juga sesekali menjadi buruh serabutan demi menambah penghasilan. Baginya, tidak ada pilihan lain selain terus bekerja sekuat tenaga agar anaknya bisa bertahan dan mendapatkan pengobatan yang layak. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, penghasilannya tetap jauh dari cukup. Biaya perawatan Riyan semakin besar, sementara tenaga Pak Dedi semakin terkuras.

Sampai kapan Pak Dedi harus terus berjuang sendiri? Sampai kapan ia harus dihadapkan pada dilema memilih antara membeli makanan untuk keluarganya atau membeli kantong kolostomi untuk anaknya? Tidak seharusnya ia menanggung semua ini sendirian.

Saat ini, Pak Dedi dan anaknya Riyan sangat membutuhkan bantuan kita. Dengan sedikit kepedulian, kita bisa meringankan beban mereka. Setiap donasi yang diberikan akan sangat berarti untuk biaya pengobatan Riyan dan kebutuhan sehari-hari mereka. Mari bersama-sama membantu Pak Dedi, agar ia tidak lagi harus berjuang sendirian dalam mengupayakan kesembuhan anaknya. Satu kebaikan kecil dari kita bisa menjadi harapan besar bagi mereka.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan perawatan medis anaknya yaitu riyan, serta kebutuhan sehari hari Pak Dedi dan Riyan. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	10
Donasi	Rp245.000
Tersalur	Rp0
Penerima