Dengan satu tangan yang bengkok dan hanya dua jari, Bu Dedeh (40) tak pernah menyerah pada keadaan. Setiap hari, ia berjalan kaki sambil menggendong anaknya menembus hujan, panas, dan lelah—demi menjajakan tisu dari satu tempat ke tempat lain.

Sejak lahir, Bu Dedeh memang hidup dengan kondisi fisik yang berbeda. Tangannya hanya satu, dan itu pun tidak sempurna. Namun, tak sekalipun ia jadikan itu alasan untuk menyerah.

“Sejak lahir saya memang begini... tangan cuma satu, jarinya dua,” ujar bu dedeh

Di rumah, ia menjadi tumpuan keluarga. Sang suami merantau sebagai buruh kebun. Kadang bisa pulang seminggu sekali dengan membawa Rp200.000. Tapi jika tak ada penghasilan, ia bisa tak pulang berbulan-bulan.

Saat hujan turun sejak pagi dan tak kunjung reda. Sementara di rumah, tak ada lagi uang maupun makanan. Tanpa pilihan lain, Bu Dedeh menggandeng semangatnya yang tak kenal lelah. Ia tetap keluar rumah, berjalan menembus hujan sambil menggendong anak, membawa tisu dagangannya dengan harapan bisa memberi makan keluarganya hari itu. Semua ini ia lakukan demi satu hal: agar anaknya tetap bisa makan, bertumbuh, dan punya harapan yang lebih baik.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Bu Dedeh, kebutuhan gizi anak bu dedeh serta memberikan perlengkapan usaha atau rumah. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	44
Donasi	Rp1.295.000
Tersalur	Rp0
Penerima