Setiap pagi, Mak Aap melangkah menyusuri jalan kampung. Di kedua tangannya tergenggam kantong berisi opak dan keripik singkong. Sementara suaminya dibelakang menggenggam emak karena tak bisa lagi melihat dunia.

Sudah 10 tahun suaminya, Abah Iyus, kehilangan penglihatan. Sejak itu, hidup beliau berubah, emak harus jadi mata dan kaki bagi suaminya. Kini, Mak Aap berjuang sendiri. Menjual dagangan dengan berkeliling, sambil membawa sang suami karena tak ada siapa pun yang bisa menjaganya di rumah.

Penghasilan Mak pun tak menentu. Kadang laku, kadang pulang dengan dagangan penuh. Tapi tak pernah sekalipun Mak mengeluh.

"Sedih mah ada, tapi ini jalan hidup Emak… yang penting bisa makan, meski cuma nasi sama garem." Kalimat itu keluar lirih. Berat seperti langkahnya yang harus ia bawa sendiri dengan cinta, dengan sabar, dan dengan tabah.

Sahabat, Mak Aap tak pernah berharap banyak. Ia hanya ingin usaha kecil di rumah. Yuk bersama kita wujudkan impian beliau, agar ia bisa tetap menjaga Abah, tanpa harus berjalan jauh menjemput rezeki.

Donatur	7
Donasi	Rp195.000
Tersalur	Rp0
Penerima