Sang istri memiliki katarak di mata kanannya, sebagai tulang punggung Pak Entang (59) setiap hari berjualan koran hingga puluhan kilometer jauhnya…

Dahulu ketika penglihatannya masih normal, Bu Lilis berjualan di rumahnya dan Pak Entang yang belanja ke pasar untuk membeli bahan berjualan, sambil tetap berjualan koran.

Namun kini setelah sebelah penglihatannya tak jelas, sumber penghasilan hanya dari Pak Entang saja karena terkadang untuk melakukan kegiatan sehari-hari pun Bu Lilis terkadang kesulitan.

Pak Entang berjualan koran sejak zaman bujang. Saat ini penghasilan Pak Entang paling hanya 15 ribu, itupun tidak menentu dan terkadang tidak dapat sama sekali.

Selain berjualan koran, Pak Entang biasanya suka ngored kebun tetangga dan dibayar dengan seikhlasnya. Semua itu dilakukan demi menghidupi keluarganya.

Bayaran sekolah anaknya, Pilna (16) sudah menunggak selama 4 bulan. Biaya per bulannya adalah 150 ribu. Terkadang Pilna minder ketika teman-temannya yang lain sudah membeli seragam sementara ia belum membeli.

Namun Pilna sangat bangga kepada kedua orangtuanya karena meski dengan keadaan ekonomi yang seperti ini, mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Pilna dan selalu memenuhi kebutuhannya.

Sepeda yang biasa beliau tuntun ketika berjualan koran sudah sangat jelek. Joknya hanya dilapisi plastik, bannya sudah sangat gundul. Dengan jalanan yang banyak menanjak, rawan sekali Pak Entang terjatuh.

Sahabat, tak mudah perjuangan yang dilalui Pak Entang setiap hari demi menghidupi anak dan istrinya. Maukah kamu sedikit membantu meringankan beban hidupnya?

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan kebutuhan pokok sehari-hari dan modal usaha untuk Pak Entang. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	127
Donasi	Rp2.665.632
Tersalur	Rp0
Penerima