“Dulu, aku jatoh pas lagi main sama temen temen. Udah gitu semuanya jadi kayak gini, badan aku jadi kecil, suka sesek nafas. Mau ngomong aja susah banget”

*6 tahun lamanya Ginggi (19) terbaring tak berdaya dengan selang oksigen menempel di hidungnya*

Itulah sedikit hal yang bisa disampaikan Ginggi (19) mengenai dirinya sekarang. Tak seperti anak seusianya, tubuhnya mengkerut bak kulit kisut. 6 tahun berlalu begitu saja & tubuhnya menyusut tak wajar menyisakan tulang dan kulit saja.

*Kasih sang ibu, Tuti (43) senantiasa menghangatkan*

Tumbuh besar tanpa ayah, Ginggi masih memiliki Tuti (43) ibunya yang seorang penjual gorengan keliling tanpa lelah berjuang mencari kesembuhan untuk anaknya. Berjalan kaki ia berjualan menghasilkan uang yang tak seberapa , membuatnya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sambil merawat anaknya.

*Doa dan usaha yang tak putus selalu ia panjatkan untuk kesembuhan putra semata wayang*

Usaha telah dilakukan dengan membawa Ginggi kerumah sakit, namun hasilnya tak maksimal karena kendala biaya. Doa tak terputus selalu ia panjatkan demi kesembuhan sang anak, ia tetap percaya rahmat Allah akan selalu hadir bagi hambanya yang memohon pertolongan.

Sahabat Amal, harapan bu Tuti untuk kesembuhan Ginggi masih terasa berat. Dengan apa yang ia miliki sekarang, pengobatan layak untuk Ginggi masih sekedar angan belaka. Mari ulurkan tangan demi kesembuhan Ginggi dan wujudkan harapan mereka!

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan kebutuhan sehari hari & pengobatan Ginggi. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	16
Donasi	Rp385.500
Tersalur	Rp0
Penerima