“Anak pertama kami lahir dengan wajah dan kepala yang berbeda dari anak lain. Tidak ada lapisan tengkorak di kepalanya, sehingga kepalanya tampak lebih besar,” ujar Ibu Deis sambil menahan tangis.

Sejak dalam kandungan, dokter sudah mendeteksi ada yang tidak biasa. Ketika Zania lahir, tubuh kecilnya hadir dengan wajah yang ‘istimewa’ hidung, mulut, dan mata yang terbentuk berbeda, serta kelainan pada tulang wajah yang dikenal sebagai Displasia Frontonasal (FND). Langit-langit mulutnya sumbing yang bisa disebut Cleft Palate dan kepala yang membesar karena tidak ada lapisan tengkorak yang sempurna.

“Kakak harus kuat ya, ayah dan ibu akan terus berjuang demi kesembuhanmu,” ucap Ibu Deis sambil memeluk Zania.

Kini, di usia 5 tahun, Zania harus menghadapi kenyataan yang tidak seharusnya dialami anak seusianya. Sulit makan, sulit bicara dengan jelas, bahkan berjalan pun belum bisa. Kondisi ini sempat membuatnya malnutrisi, menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.

Ibu Deis sering termenung dan menangis. “saya takut kalau Zania jadi olokan orang lain saat besar nanti. Saya selalu berdoa agar diberikan umur panjang, karena kalau umur kami pendek, siapa yang akan merawat anak istimewa ini?”

Meski air mata tak kunjung kering, keluarga Zania terus berjuang. Alhamdulillah, operasi wajah dan mulut sudah berhasil dilakukan, namun perjuangan belum selesai. Zania masih membutuhkan serangkaian operasi lanjutan: untuk mulut, gigi, langit-langit, dan tes genetik yang semuanya tidak ditanggung BPJS dan membutuhkan biaya puluhan juta rupiah.

Setiap kontrol ke rumah sakit mulai poli bedah, poli anak, poli gizi, dan poli gigi di RSCM menjadi tantangan tersendiri. Jarak jauh membuat orang tua Zania harus menjual barang atau meminjam uang tetangga hanya untuk ongkos perjalanan. Belum lagi susu formula khusus untuk pertumbuhan dan gizi Zania yang harus selalu tersedia.

Pak Ozi, ayah Zania, bekerja sebagai driver ojek online dan serabutan di toko stiker motor, dengan penghasilan ±Rp70.000 per hari. Tak jarang, jika harus mendampingi Zania berobat, Pak Ozi tidak mendapatkan penghasilan pada hari itu. Dengan tanggungan istri dan dua anak, biaya kontrakan dan kebutuhan sehari-hari sudah pas-pasan.

“Setiap kali melihat Zania menahan sakit, hati saya hancur. Anak sebaya sudah bisa berlari dan bermain, Zania cuma bisa menangis dan terbaring di kasur. Apapun akan saya lakukan untuknya. Saya tahu rezeki datang dari Allah, jadi selama masih ada tenaga, saya akan terus bekerja dan berdoa untuk kesembuhan anak saya,” ujar Pak Ozi.

Di tengah keterbatasan ini, bagaimana mungkin mereka bisa menanggung biaya operasi lanjutan dan kebutuhan pengobatan Zania yang mencapai puluhan juta rupiah?

SahabatAmal, begitu berat perjuangan yang dihadapi Zania dan keluarganya. Mari bersama meringankan beban mereka, agar Zania bisa mendapatkan pengobatan yang layak dan tumbuh dengan lebih sehat.

Penerima Manfaat beralamat di Bogor Tengah, Kota Bogor

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai operasi lanjutan Zania, tes genetik, susu formula khusus, serta kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lain di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	4
Donasi	Rp100.000
Tersalur	Rp0
Penerima