Hadapi kerasnya kehidupan meski usia sudah menginjak 52 tahun.

Putranya yang kini berusia 35 tahun hanya bisa terbaring lemah karena penyakit langka yang telah dideritanya sejak lahir. Sementara itu, suaminya, yang dulu menjadi penopang keluarga, kehilangan penglihatannya dan menjadi buta permanen sejak 11 tahun silam.

Karena situasi tersebut, Mak Anah dengan lapang dada berjuang seorang diri. Setiap hari, dia berkeliling menjajakan kerupuk. Penghasilannya tidak menentu, bahkan sering kali dia pulang dengan tangan hampa.

Mak Anah berusaha keras untuk menghidupi anak dan suaminya, merawat mereka sebelum pergi bekerja, dan memastikan mereka makan setiap hari meskipun situasinya sulit.

Meski demikian, tidak ada penolakan yang muncul dari hatinya. Dia menjalani kerasnya kehidupan dengan penuh keikhlasan dan penerimaan.

Di usia tuanya, Mak Anah tidak memiliki banyak keinginan. Dia hanya berharap bisa menjalankan usaha kecil dari rumah agar bisa tetap mencari nafkah tanpa harus meninggalkan anak dan suaminya.

Sahabat, cukup sulit ujian hidup yang dialami Mak Anah di usia senjanya. Maka dari itu, maukah kamu untuk membantu wujudkan mimpi Mak Anah agar punya masa tua yang lebih baik? Berapapun sedekah yang kita berikan, tentu akan sangat berharga bagi Mak Anah.

Donatur	22
Donasi	Rp545.000
Tersalur	Rp0
Penerima