SahabatAmal, pernahkah kita berhenti sejenak saat melihat pedagang kecil di pinggir jalan? Mereka yang meski tubuhnya sudah renta, tetap berkeliling menjajakan dagangan. Ada yang berjalan tertatih, ada yang matanya sudah buram, bahkan ada yang masih mengayuh sepeda tua meski tubuhnya sudah gemetar.

Seperti Abah Ono (75 tahun). Setiap hari, Abah mengayuh sepeda tuanya dengan pelan. Bukan karena malas, tapi tubuhnya yang ringkih tak lagi sekuat dulu. Di atas sepedanya, terikat beban berat keset dan kain lap yang ia jual. Dari satu kain lap, ia hanya mendapat untung 5 ribu rupiah saja.

“Kalau ada yang menawar murah, Abah kasih saja. Yang penting ada yang mau beli. Syukur sekali...” ucap Abah dengan senyum pasrah.

Tapi tak jarang, seharian berkeliling Abah pulang tanpa uang sepeser pun. Pernah ia bahkan diserempet kendaraan lain karena sepedanya melaju terlalu pelan. Pernah juga ditipu orang yang pura-pura menukar uang. Yang Abah bawa pulang bukan keuntungan, melainkan luka dan kesedihan. Namun Abah percaya, “rezeki yang hilang, Allah akan ganti dengan cara lain.”

Di rumah sederhana, Abah tinggal bersama istrinya. Istrinya kadang bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan Rp50.000 sehari, itupun kalau ada yang memberi pekerjaan. Jika tidak ada, mereka terpaksa meminjam kebutuhan pokok ke warung.

Abah mengidap penyakit maag dan rematik di kakinya yang hanya bisa ditahan dengan obat warung. Namun ia masih memaksa berjualan. Alasannya sederhana masih ada istrinya yang harus dinafkahi.

meski dagangannya tak laku, Abah sering menyisihkan beberapa keset untuk diberikan ke masjid. Katanya, kalau tidak jadi rezekinya, semoga bisa jadi amal jariyah baginya kelak.

SahabatAmal. Di usianya yang senja, Abah Ono masih harus memikul beban berat demi sesuap nasi. Namun jauh di dalam hatinya, Abah hanya ingin satu hal: punya usaha warung kecil di rumah.

“Kalau punya warung, Abah bisa tetap cari rezeki tanpa harus keliling. Bisa dekat sama istri, nggak capek di jalan, dan nggak khawatir kesenggol lagi...”

Mari kita bantu wujudkan harapan sederhana Abah Ono. Dengan bantuan Sahabat Amal, Abah bisa hidup lebih tenang, lebih layak, dan menikmati hari tua dengan bahagia.

Penerima Manfaat beralamat di Cikancung, Bandung

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu kebutuhan sehari-hari Abah Nono dan istri, biaya pengobatan penyakit maag dan rematik Abah, modal usaha warung kecil di rumah agar abah tidak perlu lagi keliling menjajakan dagangan dengan tubuh rentanya. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	140
Donasi	Rp3.727.088
Tersalur	Rp0
Penerima