“Tadi hampir ketabrak motor Mak, untung Abah masih diselamatkan Allah,
Kalimat itu lirih keluar dari mulut Abah kandi yang setiap hari menempuh jarak 10–20 km hanya untuk berjualan pensil. Dengan langkah tertatih, penglihatan kabur, dan napas yang mulai berat ia tetap berusaha, seolah tak pernah kenal kata menyerah

Setiap harinya Abah berjalan kaki pulang karena tak punya uang untuk ongkos. Dagangannya pun sering sepi, kadang hanya membawa pulang Rp10.000. “Kalau diceritain suka bikin emak nangis, Neng…” ucap istrinya menahan air mata yang hampir jatuh. Tapi di balik lelah dan lapar itu, Abah dan istri masih bersyukur masih sempat tersenyum

Abah hidup dalam penglihatan yang semakin kabur, sering hampir tertabrak saat menyebrang jalan karena gangguan matanya makin parah. Tapi bukan cuma itu Abah juga pernah dihipnotis, semua barangnya dicuri termasuk KTP yang jadi satu-satunya identitasnya di dunia ini. bahkan Abah tak punya rumah, karena rumah yang ditinggali itu peninggalan istri pertama. Kini Abah tak memiliki simpanan ataupun aset

Lebih menyakitkan lagi, karena penghasilan nya yang terus berkurang sampai kebutuhan untuk makan Abah sering meminjam uang. Kini Abah memiliki hutang 1.000.000, itu sangat membebani dan menghantuinya setiap malam, tapi di hatinya abah sangat ingin melunasi dan bisa memberikan nafkah yang cukup untuk keluarga nya.

Kadang kita lupa, di luar sana masih ada orang yang berjuang sekeras ini hanya untuk bisa bertahan hidup. Abah gak butuh belas kasihan, yang ia butuhkan hanya sedikit uluran tangan dan doa dari kita semua

Teman-teman Ayo bantu Abah melunasi hutangnya, memulihkan penglihatannya, dan memberi tempat berteduh yang layak. Karena sekecil apa pun bantuanmu, bisa jadi penyelamat bagi seseorang.

Donatur	5
Donasi	Rp80.000
Tersalur	Rp0
Penerima