“Waktu itu saya lagi ngajar, tiba-tiba spidol nya habis. Saya cek ke kotak alat tulis, semuanya kosong.” ujar abah adin

Pulang mengajar abah langsung ke kebun, memanjat pohon nira. Abah buat gula dari air nira lalu dijual. Dengan harapan, keuntungannya bisa membeli spidol untuk kebutuhan mengajar. Bayangkan, hanya untuk spidol seharga enam ribu rupiah, seorang guru harus memanjat pohon tinggi, menunggu air nira menetes, merebus nya jadi gula, lalu menjualnya.

Itu bukan kisah sekali dua kali. Selama 21 tahun, Abah Adin terus mengulang perjuangan yang sama.

Tak ada gaji tetap, tak ada tunjangan guru. Bahkan, untuk beli penghapus atau buku tulis, para guru harus urunan. Setiap kebutuhan madrasah jadi tanggung jawab bersama. Tapi Abah tak pernah mengeluh. “Melihat murid bisa sukses, bisa baca Al-Qur’an dan jadi orang baik, itu sudah gaji paling mahal buat Abah,” ucapnya sambil tersenyum.

Di usia 75 tahun, tubuh Abah memang sudah renta. Tapi semangatnya masih tegak, setegak batang pohon nira yang masih ia panjat sendiri. Demi satu spidol, satu buku, satu lembar kertas bagi anak-anak madrasah.

Madrasah itu sendiri adalah hasil perjuangan Abah. Dulu, di kampungnya tak ada tempat belajar agama. Anak-anak tak punya guru ngaji. Maka Abah dirikan madrasah dari nol, dengan niat yaitu mengabdi pada agama dan masyarakat.

Sekarang, setiap hari Abah berjalan 150 meter dari rumah ke madrasah, ditemani satu anak yang setia membantu mengajar. Istrinya menjaga warung kecil di halaman madrasah, menjual jajanan anak-anak demi menyambung hidup.Kadang, Abah bantu merawat kebun orang. Kadang, ia panjat pohon nira. Tapi setiap hari, yang pasti ia lakukan adalah mengajar.

SahabatAmal, tanpa sosok seperti Abah Adin, mungkin masih banyak anak di pelosok yang tak kenal huruf, tak tahu cara membaca Al-Qur’an. Abah adalah salah satu pahlawan pendidikan yang sering luput dari sorotan.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Abah dan keluarga, renovasi madrasah agar lebih layak digunakan dan membantu kebutuhan pendidikan anak-anak madrasah. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	97
Donasi	Rp2.564.000
Tersalur	Rp0
Penerima