Hani masih sangat muda. Usianya baru 18 tahun. Tapi hidupnya sudah dipenuhi rasa sakit dan kesepian yang tak terbayangkan.

Sejak lahir, Hani mengalami kelainan langka. Kakinya terus membengkak hingga sekarang ukurannya seperti kaki raksasa. Tak hanya kaki, pembengkakan itu kini menjalar ke perut dan bagian tubuh lainnya. Hari demi hari, tubuhnya semakin berat untuk digerakkan.

Yang paling menyedihkan, selama 18 tahun Hani belum pernah tahu apa sebenarnya penyakitnya. Saat ia pernah dibawa ke rumah sakit daerah, yang didapat hanya kalimat:
"Mau diapain? Di sini nggak bisa. Bawa aja ke Bandung."

Tanpa diagnosa. Tanpa tindakan. Mereka pulang dengan hati hampa.

Sejak saat itu, Hani dan keluarga merasa patah semangat. Untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan, bagaimana bisa pergi berobat ke kota besar? Ayahnya hanyalah buruh bangunan yang merantau dan pulang sebulan sekali jika ada uang. Ibunya bekerja sebagai kuli kebun orang lain. Sementara Hani hanya bisa berjualan tisu di pinggir jalan, berharap bisa menabung sedikit demi sedikit untuk biaya berobatnya nanti.

"Hani nggak mau terus-terusan ngerepotin orang tua. Hani pengen punya uang sendiri, biar bisa periksa ke rumah sakit yang bisa sembuhin Hani," katanya pelan.

Teman baik, setiap hari Hani menahan sakit di kakinya. Tapi yang lebih sakit baginya adalah tatapan takut dan hinaan orang-orang. Ia tak punya teman, karena banyak yang menjauh dan takut melihat kondisi tubuhnya yang membesar.

Padahal, di rumah Hani selalu berusaha membantu. Ia rajin bersih-bersih, menjaga neneknya yang sudah 100 tahun dan terbaring sakit, sementara ibunya bekerja di kebun. Hani hanya ingin hidupnya normal. Ia ingin bisa sekolah seperti anak lainnya. Ia ingin tahu apa sebenarnya penyakitnya dan apakah masih ada harapan untuk sembuh.

Maukah kamu bantu wujudkan harapan sederhana Hani?
Berapapun bantuanmu sangat berarti untuk membawanya ke rumah sakit agar ia tahu penyakitnya dan mendapatkan pengobatan yang layak.

Mari kita jadi alasan Hani untuk tetap kuat dan percaya, bahwa masih ada harapan baginya untuk sembuh.

Donatur	22
Donasi	Rp580.573
Tersalur	Rp0
Penerima