Tubuh renta itu berdiri tertatih, dipapah oleh semangat yang tak kunjung padam. Di balik sorot matanya yang sayu, tersembunyi kisah pilu seorang lansia yang tak kenal lelah meski tubuhnya sudah tak lagi kuat. Namanya Abah Dedi, 61 tahun. Di usianya yang seharusnya bisa beristirahat tenang, ia masih harus berjibaku mencari nafkah, meski kakinya kini tak lagi bisa menopang langkah seperti dulu.

Setiap hari, Abah Dedi menjajakan burung pipit hasil tangkapannya. Harga seekor burung yang hanya Rp2.000. Tapi, jangankan laku banyak, kadang dalam seminggu tak satupun yang terjual. Pendapatannya jauh dari kata cukup. Tapi ia tetap berusaha. Ia tahu, kalau bukan dirinya yang berjuang, siapa lagi?

Namun hidup seolah semakin tak memberi ampun. Saat sedang memanjat pohon demi menangkap burung, Abah Dedi terjatuh dari ketinggian tujuh meter. Sejak itu, kakinya terus sakit dan ia kesulitan berjalan. Sepeda yang biasa digunakan untuk menjajakan burung kini hanya bisa dipandanginya saja. Digowes pun tak sanggup, karena nyeri yang luar biasa di kakinya.

"Saya cuma ingin bisa makan besok... bisa tenang sedikit di usia segini," tutur Abah Dedi, menahan tangis.

Mimpinya tak muluk sekadar hidup layak dan tidak kelaparan di usia senja. Tapi kenyataan berkata lain. Jangankan untuk berobat, untuk makan hari ini saja ia sering kebingungan.

SahabatAmal, mari kita hadir untuk Abah Dedi. Mari bantu ringankan beban hidupnya, agar ia tak lagi harus menahan sakit hanya demi sesuap nasi. Uluran tanganmu adalah harapan baru di hari tuanya.

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari abah, serta biaya pengobatan abah. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	1
Donasi	Rp10.000
Tersalur	Rp0
Penerima