Dengan tubuh yang gemetar dan usia yang sudah senja, Mang Omin tetap mendorong roda kecilnya keliling jalanan, menjual mainan anak-anak hanya untuk bisa makan hari itu juga. Di saat banyak orang seusianya sudah bisa beristirahat di rumah, Mang Omin justru masih berjuang keras di jalanan dengan segala keterbatasannya.

Setiap hari Mang Omin, seorang difabel yang berusia 52 tahun, terlihat duduk di tepi jalan sambil memandang kosong berharap ada pembeli. Ia berkeliling menawarkan mainan anak-anak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apa pun akan ia lakukan demi melanjutkan kehidupan meski kondisinya serba terbatas.

Tetangga-tetangganya sering melihatnya berkeliling dengan mainan anak di tangan. “Alhamdulillah, ada saja yang suka kasih makanan atau minuman,” kata salah satu dari mereka lirih. Namun kebaikan orang tak selalu datang, sementara kebutuhan hidup tak pernah berhenti.

Pendapatan Mang Omin tak lebih dari Rp10 ribu per hari. Pernah suatu kali, uang hasil jerih payahnya justru dicuri orang tak bertanggung jawab. Ia hanya bisa berteriak terbata-bata menunjuk orang yang berlari membawa uangnya. “Ya Allah… kasihan banget,” cerita tetangganya dengan prihatin.

Meski begitu, selepas berjualan Mang Omin selalu menyempatkan diri membersihkan masjid. Dalam segala kekurangan, ia tak pernah berhenti bersyukur dan percaya bahwa Tuhan selalu memberi rezeki setiap hari. Semangatnya untuk tetap bermanfaat bagi orang lain tidak pernah padam meski dirinya sendiri hidup serba kekurangan.

Sahabat, mari ulurkan tangan. Bantu Mang Omin punya usaha sendiri agar ia tak lagi harus keliling jalanan menjajakan dagangannya dan bisa hidup lebih layak meski dalam keterbatasan difabelnya. Setiap bantuan kecil dari kita berarti besar bagi hidup Mang Omin.

Donatur	105
Donasi	Rp3.065.000
Tersalur	Rp0
Penerima