Tinggal bersama istri dan anak bungsunya, Pak Ujang (83) sebagai tulang punggung keluarga mencari nafkah dengan berjualan kerupuk menggunakan sepeda bututnya, berkeliling hingga puluhan kilometer.

Istrinya, Mak Teuis (71) yang sama-sama sudah tua mengidap penyakit diabetes dan terpaksa berhenti berobat karena kendala biaya. Sedangkan anak bungsunya hanya seorang pekerja borongan yang diberi upah ketika ada pekerjaan saja. Banyaknya, si bungsu hanya di rumah, menjaga ibunya yang sakit. Terlebih lagi Mak Teuis kini kesulitan bergerak karena penyakitnya.

Namun saat kerupuk yang dijual Pak Sua tak laku, Emak biasanya pergi ke rumah tetangga-tetangganya untuk menawarkan kerupuk tersebut. Berjalan dengan susah payah agar kerupuknya bisa terjual untuk memenuhi kebutuhan makan dan sehari-harinya.

Sementara itu Pak Sua sendiri berjualan dari subuh, beliau berangkat dari rumahnya untuk berjualan ke Baleendah dan Siliwangi tepat setelah melaksanakan sholat subuh. Sepedanya tak memiliki rem dan kerap kali bannya bocor, membuat Pak Sua harus menuntun sepedanya.

Di usianya yang sudah sangat tua, Pak Sua masih semangat mencari nafkah untuk keluarganya. Namun dengan banyaknya bahaya yang dapat terjadi terutama kepada seorang lansia di jalanan, sungguh memprihatinkan.

Bahkan kecelakaan seperti terserempet motor dan terjatuh pun sudah seringkali beliau alami. Pak Sua pun sering tertimpa sepeda miliknya ketika beristirahat karena sepedanya tidak ada standar.

Dalam sehari setelah berjualan sangat jauh, Pak Sua pernah hanya laku 2 bungkus kerupuk saja. Hasil dari berjualan kerupuk kadang hanya cukup untuk makan, sementara kebutuhan lainnya tidak tercukupi. Pernah juga uang hasil berjualan kerupuk dari subuh hingga maghrib dicuri orang.

Beliau kira orang yang menghampirinya itu hendak membeli kerupuk, namun ternyata uang hasil jualan Pak Sua dicuri.

Dahulu saat Pak Sua hendak sholat jumat, sepeda dan kerupuknya beliau simpan serta celana panjang miliknya agar tak dipakai sholat karena kotor setelah berkeliling berjualan.

Namun setelah selesai sholat jumat dan hendak kembali berjualan, celana panjang yang ia simpan di atas sepeda hilang diambil orang. Sehingga Pak Sua terpaksa langsung pulang dan tak lanjut berjualan, menyusuri jalan pulang hanya dengan celana pendeknya.

Sahabat, mari ikut ringankan perjuangan Pak Sua di usia senjanya. Berapapun rupiah yang diberikan, insyaAllah bisa membuat beliau dan keluarganya tersenyum di tengah kondisi hidup yang serba kekurangan.

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan kebutuhan pokok sehari-hari dan modal usaha untuk Pak Sua. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	140
Donasi	Rp3.862.001
Tersalur	Rp0
Penerima