Inilah kisah yang menyayat hati dari Pak Agus (59), salah satu pejuang keluarga penyandang disabilitas yang tak pernah mengenal kata menyerah untuk terus menghidupi keluarganya.

Hanya miliki satu tangan, tubuh tuanya harus terus berjuang menjajakan es setiap hari demi merawat istri tercintanya yang sedang terkulai sakit.

Terik matahari dan panasnya aspal jalanan tak pernah menghalangi langkahnya. Sambil berjalan kaki mendorong gerobak es dengan satu tangan, beliau berkeliling tanpa lelah.

Di setiap langkahnya ada harapan agar dia dapat membawa rezeki untuk keluarganya di rumah.

Hujan deras membasahi tubuh, kakinya penuh luka. Pak Agus terus melangkah menahan sakit sambil mendorong gerobak es seberat 50kg dengan satu tangannya.

“Kalau lagi hujan deras, bapak gak kuat lari buat cari tempat berteduh. Akhirnya sering kepeleset dan jatuh. Bapak cuma takut gerobaknya rusak. Takut keluarga bapak gak bisa makan,”

Pernahkah kamu terbayang bagaimana jika ada tanjakan? Pak Agus harus berjuang sekuat tenaga hanya menggunakan satu tangan dan tenaga rentanya. Sesekali air matanya turun, menandakan ia tak kuat.

Tangan kiri Pak Agus diamputasi karena kecelakaan pada tahun 1975 silam. Meskipun demikian, keterbatasan tersebut tidak menjadi penghalang baginya untuk terus berjuang demi istri dan anaknya.

Dengan bekal sebotol air yang disiapkan istrinya, Pak Agus berangkat setelah matahari terbit hingga sore hari.

“Kalau capek ya istirahat minum sebentar, baru lanjut lagi,”

Dalam sehari jika beruntung Pak Agus bisa mendapatkan 80 ribu. Namun adakalanya ia tak membawa sepeser pun uang karena es dagangannya tak ada yang laku satu pun, terlebih jika musim hujan.

Kalau dagangan bapak gak ada yang laku kadang bapak keliling sampai malam. Berharap ada beberapa bungkus es yang bisa terjual.

“Kalau bapak gak bawa uang, kasian ibu di rumah nungguin obat,”

Ibu Rosdiana (56), istri Pak Agus menderita penyakit komplikasi. Awalnya ia tak bisa BAB dan sulit buang air kecil. Ketika diperiksa ginjalnya tidak berfungsi dengan baik. Bahkan semenjak jantungnya dioperasi, kondisi ibu pun semakin parah sampai tidak bisa berjalan.

Sahabat kebaikan, kita bantu ringankan beban Pak Agus yuk! Hasil jual es krimnya tidak seberapa untuk sekadar penuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan modal usaha untuk Pak Agus, juga biaya pengobatan istri Pak Agus. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	120
Donasi	Rp2.920.000
Tersalur	Rp712.909
Penerima	1 Jompo Tersantuni