“Abah pernah jatuh ke selokan pas lagi keliling, untung ada warga yang nolongin buat anter pulang.

Kaki Abah sampe gabisa jalan 2 minggu.”

Ucap Abah yang kini penglihatannya semakin memburuk dan membuat Abah sering menabrak sesuatu ketika sedang berjalan.

Bah Ahi (64 tahun), berkeliling dibawah terik matahari dengan cucur keringan yang berjatuhan menawarkan jasa pijat dan urutnya demi sebutir nasi.

Mata Abah sakit katarak, itulah sebenarnya Abah kesuliatan untuk berjalan jauh untuk mencari nafkah. Bahkan pernah dalam sehari Abah tidak dapat uang sama sekali.

“Waktu itu ga dapet uang sama sekali, Abah ke warteg dan tukar jasa Abah dengan nasi biar istri dan ponakan Abah bisa makan..”

Saat ini Abah harus menafkahi dua orang, Bu Lilis (47), istrinya dan Andi(12), keponakannya yang sudah Abah rawat sedari kecil karena kedua orang tua keponakannya yang sudah meninggal dunia.

Jika Bah Ahi sakit, Bu Lilis lah yang mencari eceng di sawah orang dan dijual lagi dengan dihargai hanya 5-10rb saja.

Sangat memprihatinkan tempat tinggal mereka. Bangunan yang sudah tidak nyaman dan tidak layak huni, air akan terus mengucur jika hujan datang dan tikus berkeliaran di tubuh mereka disaat tidur.

Orang baik, begitu susah perjuangan mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Abah hanya berharap di masa tuanya bisa tinggal di rumah yang nyaman bersama keluarganya dan dapat terus menyekolahkan Andi. Ayo bersama kita bantu Abah meraih cita-citanya!

Donatur	77
Donasi	Rp1.649.734
Tersalur	Rp0
Penerima