“Saya udah jual barang-barang di rumah, usaha warung bakso saya juga bangkrut. Udah abis-abisan semua terpakai untuk biaya pengobatan anak saya,”

Terlihat seorang ibu mondar mandir seperti kebingungan di tepi jalan. Ketika kami hampiri dan bertanya, beliau menjawab:
“Tadi ada yang pesen kopi, terus dia bilang mau ke ATM dulu ambil uang. Tapi udah berjam-jam gak dateng. Padahal tadi saya udah seneng ada penglaris,”

Beliau bernama Ibu Siti Nurjanah, berasal dari pelosok Garut. Belum lama ini Bu Siti berada di Bandung karena sang anak sedang menjalani pengobatan. Belum lama sang suami meninggal dunia karena sakit, anaknya, Andi yang berusia 14 tahun jatuh sakit.

Dokter mendiagnosa Andi mengidap penyakit jantung dan anemia renalis hingga menyebabkan kondisinya semakin menurun.

Selama setahun lebih, setiap bulannya seringkali Andi ke luar masuk rumah sakit. Tak jarang ia pun harus dirawat selama berminggu-minggu lamanya.

Perut Andi semakin hari semakin membesar dan berat badannya semakin menyusut hingga kurus kering. Setelah dibawa ke RSUD, Andi pun harus dirujuk ke RSHS Bandung untuk menjalani serangkaian pemeriksaan.

Dengan berbekal pinjaman dari kerabatnya, Bu Siti pun memaksakan diri berangkat ke Bandung.

“Dokter bilang Andi gagal ginjal kronis stadium lanjut dan juga komplikasi yang membuat Andi harus menjalani cuci darah seumur hidup,”

“Andi cepet sembuh ya, biar bisa main lagi, mondok lagi di pesantren. Kan katanya Andi pengen jadi ustadz biar bisa doain bapak,”

Sudah seminggu lebih Andi dirawat, uang pegangan Bu Siti pun semakin hari semakin menipis. Akhirnya dari sisa uang yang ada, Bu Siti memutuskan untuk berjualan kecil-kecilan dengan jualan kopi keliling.

“Terus terang uang ibu tinggal 50 ribuan lagi. Selama di sini ibu juga jarang makan. Kalau makan pun makan dari sisa makanan Andi yang gak abis. Kadang cukup minum air putih aja buat ganjel rasa lapar,”

Meskipun perawatan di rumah sakit dengan menggunakan BPJS namun tidak semuanya tercover. Ada beberapa obat dan penunjang lainnya yang harus dibeli. Belum lagi Bu Siti harus memikirkan biaya sehari-hari selama di rumah sakit.

“Ya Allah, ibu takut pengobatan ke Bandung ini berakhir sia-sia karena kami kehabisan biaya,”

Bu Siti berjualan kopi keliling dengan hasil yang tak seberapa. Hanya sekadar untuk makan dan keperluan sehari-hari mereka selama di rumah sakit.

Sahabat kebaikan, yuk temani perjuangan Bu Siti dan Andi yang harus menjalani pengobatan seumur hidup. Jangan sampai pengobatannya terkendala karena biaya dan nantinya akan mengancam nyawanya!

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Andi, pemenuhan kebutuhan pokok dan pemberian modal usaha untuk Ibu Siti. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	18
Donasi	Rp675.000
Tersalur	Rp1.489.942
Penerima	1 Anak Yatim Tersantuni 1 Pasien Terbantu