Nampak kelelahan di wajahnya yang sudah tua. Tapi jika dia menyerah sekarang, siapa yang akan menggendong Tiara? Siapa yang akan mengurusnya? Tidak bisa. Ia tak boleh menyerah disini, sekarang.

*Pak Agus dan Putrinya yang selalu bersama*

Setiap hari, dengan punggung ringkihnya, Pak Agus menggendong putrinya sambil menjajakan sapu keliling. Jarak yang ditempuh tak main-main—15 hingga 20 kilometer berjalan kaki, demi menjual sapu seharga Rp20.000. Dari setiap sapu, ia hanya mendapat keuntungan Rp5.000, yang bahkan tak cukup untuk makan sehari-hari.

Putrinya, Tiara, menderita penyempitan saraf yang membuatnya sulit berjalan dan sering mengalami kejang-kejang. Pak Agus tak pernah mengeluh, tapi jauh di lubuk hatinya, ia merasa bersalah karena belum bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Tiara. Untungnya ada orang-orang baik yang kadang membantunya dengan sembako, meski itu tak cukup untuk jangka panjang.

*Tiara “menempel” dipunggung sang ayah setiap hari*

Pak Agus memiliki harapan: ia ingin berhenti berjalan sejauh itu setiap hari. Ia ingin kembali berjualan mie ayam, usaha yang dulu sempat terhenti karena kekurangan modal. Dengan usaha ini, ia berharap bisa memberikan kehidupan yang lebih layak bagi Tiara tanpa harus mengorbankan kesehatannya sendiri.

Sahabat Amal, harapan pak Agus untuk memberikan kehidupan layak untuk Tiara masih terasa berat. Mari ulurkan bantuan terbaikmu untuk Pak Agus dan Tiara agar mereka bisa hidup lebih baik.

Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan kebutuhan sehari hari & pengembangan usaha pak Agus. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	7
Donasi	Rp165.000
Tersalur	Rp0
Penerima