Di tengah panasnya jalanan, Abah Idik masih berjualan tisu. Tangan tuanya gemetar, tubuhnya ringkih, tapi langkahnya tetap maju. Usianya hampir 70 tahun, tapi ia masih harus berjalan menyusuri trotoar demi sesuap nasi.

Abah tinggal sendirian di kontrakan kecil. Dindingnya mulai retak, pintunya sudah berkarat, tapi itu satu-satunya tempat yang bisa ia sebut rumah. Tidak ada anak atau keluarga yang bisa diandalkan, semua harus ia hadapi sendiri. Dari bangun tidur hingga malam tiba, ia berjuang tanpa tahu kapan bisa beristirahat dengan tenang.

Yang lebih menyedihkan, tubuhnya semakin lemah. Vertigo yang ia derita sering kambuh, membuat kepalanya terasa ditusuk-tusuk. Tangannya gemetar karena Tremor Essensial, penyakit yang membuatnya sulit menggenggam barang dengan stabil. Tapi sakit seperti itu tak bisa jadi alasan untuk berhenti. Kalau ia berhenti, siapa yang akan menghidupi dirinya?

Satu-satunya sumber penghasilannya hanyalah berjualan tisu. Hasilnya tidak seberapa, tapi setidaknya cukup untuk bertahan hidup. Namun, apalah daya, nasib baik rasanya enggan berpihak pada Abah. Suatu hari, saat sedang berjualan, ada seseorang datang mengiba, memelas minta bantuan. Katanya butuh uang untuk berobat. Abah yang hatinya lembut langsung merogoh uang hasil kerja kerasnya berminggu-minggu. Dua ratus ribu rupiah ia berikan dengan ikhlas, tanpa berpikir panjang.

Tapi ternyata itu hanya tipuan. Uang Abah hilang begitu saja.

Seketika harapannya runtuh, tapi apa yang bisa ia lakukan? Abah hanya bisa tersenyum lemah dan berkata, “Mungkin dia lebih butuh. Saya juga pernah muda, pernah kuat. Sekarang, yang penting saya masih bisa jalan...”

Di usianya yang semakin senja, Abah hanya ingin menjalani hidup yang lebih layak. Tidak lagi harus berjualan di jalanan, tidak lagi harus menahan sakit tanpa bisa berobat. Ia ingin menjalani hari tua dengan tenang, tanpa takut kehabisan uang untuk makan atau membayar kontrakan.

Abah sudah cukup lelah berjuang sendirian. Kini saatnya kita hadir untuk Abah. Mari bantu ringankan beban Abah, agar beliau bisa menjalani hari-harinya tanpa harus berjualan di tengah sakitnya. Sedikit bantuan dari kita bisa menjadi alasan Abah tidak perlu lagi bekerja di jalanan.

Donatur	169
Donasi	Rp3.850.864
Tersalur	Rp0
Penerima