“Saya cuma tukang cuanki keliling. Tapi saya harus kuat demi anak saya.” — ujar Pak Yazid

Setiap hari, Pak Yazid mendorong gerobak cuankinya menyusuri jalanan Sukabumi. Panas, hujan, lelah, semua dilalui demi satu hal: kesembuhan putri kecilnya, Daliya, yang kini berjuang melawan kanker mata ganas (retinoblastoma) di usia baru 1 tahun.

Dulu, hidup mereka sederhana namun tetap bahagia. Tapi semuanya berubah sejak Januari 2025. Saat Daliya baru berusia 6 bulan, muncul bintik putih kecil di matanya. Awalnya dianggap hanya infeksi ringan. Karena keterbatasan ekonomi, jadi mereka hanya bisa kompres dengan es batu.

Namun, hari demi hari, kondisi itu memburuk. Mata kirinya membengkak, terus berair, dan mulai terasa sangat sakit bagi tubuh sekecil itu. Hingga akhirnya, di usia 1 tahun, mata kiri Daliya pecah mengeluarkan darah dan hampir kehilangan fungsi penglihatan sepenuhnya.

Dengan panik dan penuh rasa takut, Pak Yazid membawa anaknya ke rumah sakit. Ia bukan siapa-siapa. Hanya seorang penjual makanan keliling dengan penghasilan harian tak lebih dari Rp80.000. Namun cintanya sebagai ayah tak mengenal batas. Meski keuangan keluarga benar-benar habis, ia tetap mencari cara agar anaknya bisa mendapat pertolongan medis.

Kini, Daliya dijadwalkan menjalani kemoterapi dan operasi pengangkatan tumor di Bandung. BPJS memang membantu biaya utama, tapi seluruh kebutuhan tambahan transportasi dari Sukabumi, obat luar, makan, tempat tinggal, dan kebutuhan harian Daliya—semuanya ditanggung sendiri.

Pak Yazid dan istrinya kini tinggal menumpang di rumah orang tua istri. Tiap minggu mereka harus naik angkot membawa Daliya berobat, seringkali dengan uang pinjaman dari tetangga atau keluarga.

Di malam hari, ketika semua orang tidur, Pak Yazid masih terjaga. Ia duduk di samping putrinya yang kesakitan, tak kuasa menahan air mata. Tapi ia tahu, ia tak boleh terlihat lemah. Karena satu-satunya kekuatan Daliya adalah semangat dari ayahnya sendiri.

“Saya nggak punya apa-apa... Tapi saya nggak akan berhenti berjuang. Saya ingin lihat Daliya sembuh, bisa lari-lari, bisa main kayak anak-anak lain...” — Pak Yazid

Di tengah segala keterbatasannya, Pak Yazid tidak menyerah. Tapi ia tak bisa sendiri. Bantuanmu bisa menjadi penyambung harapan untuk Daliya agar tetap mendapat perawatan dan pulih seperti sediakala.

Penerima Manfaat beralamat di Sukabumi

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu biaya pengobatan, transportasi, kebutuhan harian Daliya dan keluarganya selama masa perawatan. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	261
Donasi	Rp11.224.444
Tersalur	Rp0
Penerima