Di usianya yang sudah 80 tahun, tubuh Abah Bandi tak lagi sekuat dulu. Satu tangan dan satu kakinya sudah tak bisa berfungsi akibat stroke yang tak pernah diobati. Namun, ia tak punya pilihan selain tetap berjalan, tetap berusaha, tetap memikul beban meski tubuhnya gemetar menahan lelah. Setiap hari, Abah Bandi berkeliling menjajakan arum manis. Keuntungan dari satu bungkus pun hanya Rp1.000 saja jumlah yang bagi sebagian orang mungkin tak berarti, tapi bagi Abah, itulah harapan untuk bisa makan hari itu.

Suatu hari, dengan langkah tertatih, Abah Bandi menghitung uang receh hasil dagangannya. Ia tersenyum kecil hari itu, uangnya cukup untuk membeli beras. Tapi senyum itu tak bertahan lama. Setibanya di warung, uang yang ia berikan ditolak. Ternyata, sebagian besar uangnya sobek dan rusak. Mata Abah berkaca-kaca, napasnya berat. "Abah teh udah seneng... uangnya cukup buat beli beras... tapi gak laku... gak jadi makan...". Ia berdiri terpaku di depan warung, memandangi uangnya yang tak bernilai. Hari itu, Abah pulang dengan tangan kosong. Tanpa beras. Tanpa makanan. Dengan perut lapar yang kembali dibiarkan kosong.

Tak hanya stroke yang membuatnya kesulitan berjualan. Kondisi fisiknya yang lemah sering kali membuat anak-anak takut membelinya. Beberapa orang bahkan lebih memilih tidak membeli, hanya karena melihat penampilan Abah Bandi yang sudah renta. Namun, Abah tetap menolak mengemis. "Saya ingin uang yang halal dan berkah...". Istrinya yang sakit di rumah menunggu kepulangannya setiap hari. Jangankan untuk biaya berobat, untuk membeli beras pun ia kesulitan. Jika dagangannya tak laku, mereka harus kembali bertahan dengan air putih dan menahan lapar hingga esok hari.

Di usianya yang semakin senja, seharusnya Abah sudah beristirahat. Namun, hidup tak memberinya kemewahan itu. Jika hari ini tidak berjualan, maka hari ini juga ia dan istrinya tidak makan. Tapi kita bisa mengubah itu. Kita bisa memastikan Abah Bandi tidak lagi menahan lapar. Kita bisa membantunya mendapatkan kehidupan yang lebih layak di usia tuanya. Hari ini, kita bisa jadi alasan Abah Bandi tersenyum.

Sahabat…yuk bantu Abah Bandi agar tak lagi harus berjuang sendirian!

Donatur	42
Donasi	Rp757.000
Tersalur	Rp0
Penerima