Ini Abah Jana (67 tahun), seorang lansia yang kami temui tadi terjatuh di jalanan. Siapa sangka setelah pertemuan tadi, Abah mengajarkan banyak hal mengenai arti kesabaran dan rasa syukur yang luas.

Abah menderita stroke sejak 2 tahun yang lalu. Tubuh bagian kirinya lumpuh, sulit untuk digerakkan, bahkan berjalan pun beliau lakukan dengan menyeret kakinya.

Ujar Abah,
“Sebenernya ini kalau digerakkin dikit aja sakit banget Kang..”

Naas, saat sedang sakit stroke Abah diusir oleh keluarganya karena dianggap tak berguna karena tak bisa melakukan apa-apa.

Ujar salah satunya,
“Bapak mah indit we ti dieu, era ku batur da ayeuna ge Bapa mah teu bisa deui nanaon..”
“(Bapak pergi aja dari sini, malu sama orang lain, sekarang juga Bapak udah gak bisa apa-apa lagi..)”

Siapa yang tidak sedih dan sakit saat dikatakan seperti itu, terlebih Abah dalam kondisi kesehatan yang tak baik-baik saja.
“Abah malu Kang, dalam hati Abah mungkin ada benernya da Abah suka ngerepotin mereka karena lumpuh.. Waktu itu juga Abah langsung pergi tanpa bawa apa-apa walaupun sebenernya Abah juga nggak tau mau tinggal dimana..” Lirih tangisnya.

Sudah 1 tahun ini Abah belum juga mendapatkan tempat tinggal. Ceritanya sehari-hari hanya bisa tidur di pinggir jalanan, jika hujan Abah pindah ke pos kamling bekas yang sudah tak terpakai.

Mau tak mau, Abah harus bekerja mencari rongsok setiap hari untuk menyambung hidupnya. Walaupun sakit pun tetap Abah paksakan.

Lirihnya,
“Abah harus bisa dikuat-kuatin walaupun sakit Kang. Da kalau bukan ngerongsok darimana Abah bisa makan..”

Selain untuk makan, penghasilan dari rongsok sedikit demi sedikit Abah kumpulkan untuk membeli obat. Bahkan ujarnya, Abah sering mengganjal perutnya dengan air putih saja agar bisa menabung untuk membeli obat. Karena bagi Abah jika dirinya bisa sembuh, pekerjaan apapun yang beliau lakukan bisa lebih kuat dan semangat.

Saat kami tanya, “Memangnya dari rongsok ini sehari Abah dapet berapa Bah..”

Jawab Abah, “Nggak nentu Kang, seringnya 200 ribu sebulan..”

Kami mengetahuinya sontak tekejut, Rp200 ribu sebulan sama artinya degan Rp7 ribu perhari. Untuk membeli 1 porsi makan saja sepertinya hanya mendapatkan porsi kecil.

Sahabat, satu-satunya harapan Abah hanya ingin sembuh dan miliki tempat tinggal yang layak. Tak tahu kapan harapannya itu bisa terwujud jika Abah berjuang seorang diri. Abah membutuhkan uluran tangan baik dari kita Kak, maukah kamu membantunya?

Mari sedekahkan selembar 50 ribu rupiah untuk satu kebaikan di hari ini dengan cara:

Klik tombol “Donasi”.
Masukkan nominal Infak Sahabat.
Masukkan data yang diperlukan.
Klik tombol “Lanjutkan”.
Pilih metode pembayaran (Kartu Kredit/Debit/Transfer Bank/Alfamart/GoPay/ShopeePay).
Klik tombol “Bayar Sekarang” dan selesaikan pembayaran.

Ajak keluarga dan kerabat lainnya untuk share link ini via WhatsApp dan Facebook.

InsyaAllah setiap kebaikan dari ajakan kita, maka Sahabat pun akan mendapatkan pahalanya.

Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari Abah Jana, modal usaha. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.

Donatur	85
Donasi	Rp1.842.000
Tersalur	Rp1.266.791
Penerima	1 Jompo Tersantuni