Setiap pagi, seorang ayah berjalan dengan punggung yang semakin ringkih. Bukan hanya membawa beban sapu yang ia jual, tapi juga menggendong putrinya, Tiara. Gadis kecil yang seharusnya berlari dan bermain, kini harus selalu berada di punggung ayahnya karena kakinya tak bisa berjalan dengan normal. Penyempitan saraf membuat Tiara sering kejang-kejang dan kesulitan berdiri.

Pak Agus sudah 11 tahun berjualan sapu keliling. Dari satu sapu yang dihargai Rp20.000, ia hanya mendapat untung Rp5.000. Jarak tempuhnya luar biasa, 15 hingga 20 kilometer setiap hari, berpindah-pindah mencari pembeli yang membutuhkan sapunya. "Kalau diem di satu tempat, siapa yang mau beli? Harus terus jalan," katanya.

Di usia yang tak lagi muda, Pak Agus tak pernah mengeluh, meski tubuhnya semakin lelah. Yang ia pikirkan hanya Tiara. Apakah hari ini mereka bisa makan? Apakah ia bisa terus menggendong Tiara sejauh ini? Kadang, saat kelelahan, ia ingin menyerah. Tapi siapa yang akan menjaga Tiara jika bukan dirinya?

Dulu, Pak Agus sempat berjualan mie ayam. Tapi modalnya habis sebelum usahanya benar-benar berjalan. Kini, ia ingin memulai kembali usaha itu agar bisa berhenti berjualan keliling dan tetap dekat dengan Tiara di rumah.

Sahabat, mari kita bantu Pak Agus membangun usaha kecilnya agar ia tak perlu lagi berjalan sejauh itu setiap hari. Setiap donasi yang kamu berikan adalah langkah kecil untuk kehidupan yang lebih baik bagi Pak Agus dan Tiara.

Donatur	22
Donasi	Rp550.000
Tersalur	Rp0
Penerima