Terkatung-katung kini para porter di stasiun. Hampir dua tahun, profesi mereka sebagai penawar jasa angkat barang di stasiun Kereta Api Bandung ini mungkin hampir saja hilang. Sejak stasiun menjadi sepi akibat pandemi, penghasilan berkurang drastis. Mereka tak menerima penghasilan tetap, hanya menggantungkan pada penumpang yang memakai jasa mereka.

Assalamu’alaikum wr wb #SahabatAmal

Saat Sahabat berpergian, datang ke bandara atau stasiun kereta api, biasanya akan ada orang-orang yang menawarkan jasa untuk bantu angkat barang bawaan. Mereka ini disebut dengan porter. Di musim pandemi seperti saat ini tak hanya pedagang kecil saja yang terdampak besar perekonomiannya.

Begitu halnya juga dengan porter terutama di stasiun kereta. Mereka biasa mengandalkan penghasilan dari jumlah tip yang diberikan penumpang setelah bantu mengangkat barang-barang mereka. Namun, tidak bisa dipungkiri kebijakan PPKM membuat kondisi stasiun menjadi jauh lebih sepi.

Seperti para porter berseragam di Stasiun Kereta Bandung ini. Setelah memulai bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga 09.00 keesokkan paginya, para porter tetap tak bisa menghasilkan uang. Padahal, mereka sudah mengorbankan waktu tidur mereka. Karena, jika tidak siap sedia menanti di stasiun, mereka takut akan kehilangan kesempatan memperoleh penumpang yang mau menggunakan jasa mereka.

Hampir dua tahun pandemi membuat kegiatan di stasiun mendadak menjadi sangat sepi. Kini, bahkan penghasilan yang para porter ini dapatkan dalam sehari hanya Rp. 20 ribu, hingga pernah hanya Rp. 5 ribu, pun juga pernah tidak membawa sepeser uang saat pulang.

Padahal, dahulu saat kondisinya masih normal sehari mereka bisa saja memperoleh penghasilan sekitar Rp.150 ribu meski tidak tiap hari.

"Buat hidup ya dari sini, kami selalu berdoa semoga Allah memberikan kami rejeki setiap harinya, 20 ribu udah syukur alhamdulillah, yang penting anak istri bisa makan." cerita dari salah seorang porter di Stasiun Kereta Bandung ini.

Sahabat #GemarBeramal profesi sebagai porter yang juga terdampak pandemi perekonomiannya, masih jarang tersorot hingga terlupakan. Para porter pun kebingungan melihat stasiun yang sepi seperti ini.

Hingga mereka hanya bisa merenung di stasiun sembari terus memanjatkan doa. Berharap ada sedikit rezeki yang datang, setidaknya untuk membeli beras untuk keluarga di rumah yang menanti dengan perut kelaparan.

Dari kehidupan para porter kita bisa belajar bersyukur. Bagaimana mereka tetap sabar dan menjalani pekerjaannya demi menghidupi keluarga di rumah. Upah 20 ribu yang mungkin sedikit bagi kita, ternyata bernilai besar untuk mereka, para porter stasiun.

Yuk kita apresiasi perjuangan mereka dan rasa syukur yang mereka ajarkan kepada kita. Donasi Rp. 20.000 untuk ringankan sedikit beban hidup porter stasiun. #SahabatAmal bisa donasi melalui cara berikut ini:

1. Klik Tombol "Donasi"

2. Masukkan Nominal Infak Sahabat

3. Masukkan Data yang Diminta oleh Sistem

4. Lakukan Transfer ke Rekening Bank yang Sahabat Pilih

Selain itu, Sahabat juga bisa mengajak keluarga, teman, dan sahabat lainnya untuk membantu dengan cara share link ini via WhatsApp dan Facebook.

InsyaAllah setiap kebaikan dari ajakan kita, maka Sahabat pun akan mendapatkan pahalanya.

Terima kasih kami ucapkan, doa dan dukungan Sahabat sangatlah berarti.

Donatur	2.536
Donasi	Rp92.516.400
Tersalur	Rp40.064.000
Penerima	80 Paket Sembako