Blog Beramal Jariyah | Ulasan Lengkap Zakat, Infaq, Wakaf, dan Sedekah

Kumpulan artikel informatif dengan gaya bahasa modern yang mengulas berita islami mengenai Zakat, Infaq, Wakaf, dan Sedekah, baca hanya di Blog Beramal Jariyah

macam-macam syirik
Uncategorized

Macam-Macam Syirik yang Mungkin Jarang Kamu Sadari

Akhir-akhir ini ramai kasus penggunaan ilmu hitam yang terjadi di salah satu kecamatan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pratik ilmu hitam ini menjadikan mata seorang anak dikorbankan sebagai persembahan untuk pesugihan.

Jelas, hal semacam ini termasuk ke dalam syirik. Karena telah mempersekutukan atau mempercayakan kepada sesuatu selain Allah SWT. Syirik sendiri, ada beberapa macam. Mulai dari syirik yang besar hingga syirik kecil yang mungkin sering tidak sadar kita lakukan.

Asal kata Syirik

Asal kata “Syirik” ini berasal dari kata “Syarika” yang memiliki arti berserikat, bersekutu,  bersama atau berkongsi. Menurut pengertian Syirik secara Bahasa, makna syirik adalah bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.

Dalam kitab suci Al-Qur’an, kata “Syirik” disebutkan sebanyak 277 kali yang pemahamannya meliputi berbagai konteks, salah satunya, dalam surah An-Nisa Ayat 36;

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا … [النسآء، 4: 36]

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun …”

[QS. an-Nisa (4): 36].

Baca juga: Tidak Selalu Materi, Ini 7 Contoh Sedekah Jariyah Yang Mudah Untuk Diterapkan!

Secara garis besar, macam-macam syirik terbagi dua

Asy-Syirk al-Akbar, merupakan syirik besar, yakni syirik dalam bidang keyakinan, memiliki keyakinan jika ada Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaan-nya dalam hal ketuhanan.

Asy-Syirk al-Asghar, merupakan syirik kecil, yakni menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah ataupun beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal kebaikan itu seharusnya hanya untuk mengharap keridhaan dari Allah SWT.

Kedua macam syirik di atas, termasuknya haram. Allah SWT tidak akan mengampuni pelakunya, terkecuali jika hambanya itu melakukan taubat sebelum meninggal dunia, sebagaimana dalam firman Allah SWT;

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا. [النسآء، 4: 48]

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

[QS. an-Nisa’ (4): 48

Adapun macam-macam syirik yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari, di antaranta ada adalam pembahasan selanjutnya.

Berikut ini akan kami bahas mengenai macam-macam syirik tersebut.
  1. Syirik Ul-Ilm

Adalah jenis syirik yang biasanya banyak terjadi di kalangan ilmuwan. Karena kaitannya dengan seseorang yang begitu mengagungkan ilmu pengetahuan tanpa mempercayai ilmu pengetahuan sebagaimana yang sudah difirmankan oleh Allah SWT. Contohnya, percaya pada ilmu pengetahuan buatan manusia mengenai asal-usul manusia dari kera.

Juga seperti percaya jika bumi tidak bulat, padahal ada dalam Al-Qur’an sudah banyak disebutkan, jika bumi bulat, buktinya dengan bumi yang memiliki waktu siang dan malam, sebagaimana tercantum dalam, surat Ad-Zumar Ayat 5 berikut ini:

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas     siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.” 

Baca juga: Keistimewaan Hari Jumat Dan Daftar Amalan Yang Bisa Kamu Lakukan!

  1. Syirik Ut-Tasarruf

Pemahaman syirik ini meliputi manusia yang tidak mempercayai atau menentang jika hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan seluruh penghidupan ini kuasanya ada di tangan-Nya. Mereka percaya, jika ada perantara bagi Allah dan percaya jika sang perantara itu memiliki kekuasaan. Contohnya, seperti percaya jika Nabi Isa AS adalah anak tuhan.

  1. Syirik Ul-Ibadah

Syirik yang asalnya datang dari kepercayaan pada ide-ide, pemikiran, atau fantasi yang tidak mendasarkan pada firman Allah SWT. Buatan manusia dan merupakan pengalaman lahiriah. Contoh ini seperti seorang atheis yang tidak mempercayai adanya Tuhan.

  1. Syirik Ul-Adah

Syirik semacam ini merupakan jenis syirik yang percaya akan tahayul. Di antara percaya jika angka 13 melambangkan kesialan. Sehingga menghindari untuk menggunakan angka tersebut. Bisa juga ketika kita menghubungkan kucing hitam dengan munculnya seuatu kejahatan.

Fenomena kesyirikan yang saat ini semakin banyak, menunjukkan jika bentuk syrik orang zaman dahulu dengan sekarang, bahkan lebih para di zaman sekarang ini. Seperti dikatakan oleh Syaikh Muhammad Tamimi dalam Qowa’idul Arba’

أَنَّ مُشْرِكِيْ زَمَانِنَا أًغْلَظُ شِرْكـًا مِنَ الأَوَّلِيْنَ، لأَنَّ الأَوَّلِيْنَ يُشْرِكُوْنَ في الرَّخَاءِ وَيُخْلِصُوْنَ في الشِّدَّةِ، وَمُشْرِكُوْا زَمَانِنَا شِرْكُهُمْ دَائِمٌُ؛ في الرَّخَاءِ وَالشِّدَّةِ. وَالدَّلِيْلُ قَوُلُهُ تَعَالَى: فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ [العنكبوت:65].

Kesyirikan di zaman kita betul-betul lebih parah daripada kesyirikan pada zaman dulu. Karena orang-orang musyrik dahulu berbuat syirik di saat lapang, sedangkan mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika dalam kondisi sempit. Namun, orang-orang musyrik saat ini berbuat syirik di sepanjang waktu, baik ketika lapang maupun sempit. Dalil hal ini adalah firman Allah ta’ala  (yang artinya), “Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan-Nya.” (QS. Al ‘Ankabut [29] :65)

Pemahaman di atas sepertinya sudah cukup membuat kita paham, jika siapapun kita tanpa sadar bisa saja terjerumus dalam macam-macam syirik tersebut. Maka dari itu kita harus membentengi diri, di antaranya dengan berusaha menjaga akhlak yang mulia sebagai seorang muslim yang hakiki.

Baca juga: Sedang Jadi Trend, Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Mengemis Online