Hari Anak Nasional 2022: Kesehatan Anak Masih Menjadi Isu yang Harus Kita Hadapi Bersama

Hari anak nasional 2022 kembali menekankan hak untuk pelayanan kesehatan bagi anak yang merata di Indonesia. Faktanya, ada banyak isu kesehatan anak yamg harus jadi perhatian. Mulai dari tingkat imunisasi rendah hingga malnutrisi.

Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli pada setiap tahunnya. Di tahun 2022 ini pemerintah kembali mengusung tema khusus untuk menyuarakan hak-hak anak agar lebih mendapatkan pemenuhan yang sama rata di hari spesial ini. Adapun di tahun 2022, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA) telah mengungkapkan tema yang diangkat adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Hari Anak Nasional 2022
(Sumber foto: pexels.com/samer daboul)

Dimulai dari tahun 2020, tema besar serupa ini masih dilanjutkan mengingat saat ini Indonesia sendiri belum selesai dari masa Pandemi COVID-19. Namun, untuk tahun ini Menteri PPPA Bintang Puspayoga menekankan pada tiga tagline, yakni  Peduli Pasca Pandemi COVID-19, Anak Tangguh Pasca COVID-19,  dan Anak Tangguh Indonesia Lestari.

Fokus Hari Anak Nasional 2022 pada kesehatan anak ini sebagaimana yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak (KHA) yang disahkan dan disetujui ke dalam Keputusan Presiden No 36 Tahun 1997, terdapat 10 Hak Mutlak Anak. Di antaranya, pada bagian Hak No 7.

Baca juga: 4 Jenis Penyakit Kanker Yang Mungkin Jarang Kamu Ketahui, Tetapi Tetap Harus Diwaspadai!!

“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, tanpa diskriminasi, anak harus dilayani dalam kesehatan.”

Tujuan yang berusaha dicapai dari pemenuhan hak kesehatan setiap anak di Indonesia ini masih berkaitan dengan:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan anak-anak
  • Menjaga kesehatan anak juga berperan penting pada masa depan Indonesia

Merujuk dari itu  ada beberapa fakta kondisi kesehatan anak saat ini di Indonesia.

Angka imunisasi anak di Indonesia termasuk rendah

Sebanyak 25 juta anak di dunia telah melewatkan imunisasi akibat dampak dari kondisi Pandemi COVID-19. Ini dikarenakan karena terganggunya pelayanan kesehatan selama pandemi. Khususnya, selama tahun 2021 jutaan anak tidak menerima vaksinisasi untuk pencegahan penyakit seperti difteri, tetanus, dan pertusis.

Hari anak nasional 2022
(Sumber foto: pexels.com/cottonbro)

Trend ini sudah terlihat sejak tahun 2019. Antara 2019 dan 2021 turun sebanyak 5 persen menjadi 81 persen untuk vaksinisasi pada tiga penyakit tersebut. Ini berpengaruh pada meningkatnya risiko anak terkena penyakit yang bisa dicegah (PD3I). Untuk itu, fokus pemerintah adalah kembali mengejar pemenuhan angka imunisasi demi mencegah lebih banyak wabah terjadi hingga lebih banyak anak sakit lainnya.

Baca juga: Hari Gizi Dan Makanan Nasional 2022, Sejarah Peringatan Dan Fokus Tantangan Pemenuhan Gizi Tahun Ini

Karena, berdasarkan data dari laman WHO dan UNICEF itu sendiri menunjukkan sebagian besar anak yang belum diimunisasi ini tinggal di negara berkembang antara lain Etiopia, India, Indonesia, Nigeria, dan Filipina.

Malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan anak utama di Asia Tenggara

Dalam studi South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II). Dilakukan oleh berbagi lembaga penelitian terkemuka di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen anak-anak di keempat negara tidak memenuhi kebutuhan rata-rata kalsium dan lebih dari 84 persen tidak memenuhi kebutuhan rata-rata vitamin D.

Dalam penelitian tersebut secara keseluruhan menjelaskan bahwa permasalahan anak stunted atau berperawakan pendek dan anemia ini masih ada. Terutama pada anak-anak usia dini. Dilaporkan, kejadian stunted masih menjadi masalah besar, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera baik di perkotaan sekitar 20,6 persen maupun di pedesaan (sebesar) 33,6 persen. Prevalensi anemia (pada balita) juga ternyata masih cukup tinggi 25,8 persen.

Urgensi mengenai angka stunting yang masih tinggi di Indonesia ini juga masih harus terus diperhatikan. Alasannya, ketika banyak anak tidak bisa mendapatkan kebutuhan gizi yang mereka butuhkan. Maka mereka berisiko tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Jumlah penerima manfaat anak sakit di Beramal Jariyah masih banyak
Hari Anak Nasional 2022
(Sumber foto: campaign Beramal Jariyah)

Ada banyak cerita penerima manfaat dari anak-anak yang berusaha sembuh dari penyakitnya di Beramal Jariyah. Di antaranya cerita Sahrul, Ashalina, dan Tommy ini. Sahrul sejak lahir didiagnosa mengidap hidrosefalus. Namun, ternyata ujian orang tua Sahrul tidak sampai di situ. Timbul benjolan yang mulanya kecil hingga terus membesar mengkhawatirkan. Rumah bilik Sahrul dan kedua orang tuanya seakan tak akan pernah sepi oleh suara tangisnya, karena orang tuanya tak sanggup memberangkatkannya operasi.

Kemudian ada Ashalina. Sang Ibu adalah Ibu tunggal yang berusaha menafkahi anaknya dari bekerja sebagai security wanita.  Ashalina didiagnosa mengidap kanker pada wajah. Hingga sebelah wajahnya rusak. Cerita lain datang dari Tommy (8th) yang sudah hampir seumur hidupnya yang masih singkat dihabiskan di rumah sakit akibat penyakit gagal ginjal kronis yang diidapnya.

Hari anak nasional adalah kesempatan kita juga menolong anak-anak seperti Sahrul, Ashalina, dan Tommy yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka kesulitan memenuhi pelayanan kesehatan untuk mengatasi sakitnya. Karena ada banyak biaya lain-lain yang tidak ditunjang oleh jaminan kesehatan.

Di Beramal Jariyah, bersama #SahabatAmal kita sudah cukup berhasil memenuhi bergaia pelayanan kesehatan anak membutuhkan di tanah air.  Semoga, gerakan beramal tebar manfaat kita ini juga bisa membantu lebih banyak anak lainnya sehingga membantu mengurai masalah kesehatan anak bersama-sama.

Baca juga: Hati-Hati, 5 Kebiasaan Buruk Ini Berpotensi Sebabkan Penyakit Jantung!