Blog Beramal Jariyah | Ulasan Lengkap Zakat, Infaq, Wakaf, dan Sedekah

Kumpulan artikel informatif dengan gaya bahasa modern yang mengulas berita islami mengenai Zakat, Infaq, Wakaf, dan Sedekah, baca hanya di Blog Beramal Jariyah

kisah abah muchtar beramaljariyah
Dampak

Hadiah Senja untuk Abah Muchtar, Pengrajin dan Penari Boneka Kayu Lansia di Dago, Bandung

Sosok Abah Muchtar, Sang Tokoh Ikon Dago Penari Boneka Kayu
kisah abah muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)

Namanya Muchtar (66th), namun orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan Abah Muchtar. Sosoknya begitu ikonik di benak banyak orang. Terlebih, jika kamu termasuk warga Kota Bandung wilayah Simpang Dago ke atas. Rambut pirang panjang sebahu, topi koboi, sambil membawa boneka kayu yang serupa dengan penampilan Abah. Ya, tak salah memang jika sebagian memanggilnya dengan tokoh ikon Dago.

kisah abah muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)

Kamu akan hampir selalu menemuinya sudah pergi ke jalan perempatan Simpang Dago dan menari-narikan boneka kayu buatannya itu setiap pagi. Menyalakan musik di radio yang dinyalakannya, menghibur para pengguna jalan yang dalam perjalanan pergi ke sekolah, kampus, atau kerja di lampu merah yang dikenal cukup lama ini.

kisah abah muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)

Abah Muchtar bercerita, dahulu dia memang pengrajin boneka kayu. Namun, sejak mesin untuk membuat bonekanya disita karena menunggak bayar kontrakkan karena ada biaya berobat  almarhumah istrinya dahulu. Abah terpaksa turun ke jalan. Menggunakan boneka kayu yang tersisa ini sebagai alatnya untuk mencari nafkah. Tinggal di pedalaman Padalarang, Kab. Bandung, Abah memutuskan tinggal ngekost di Dago agar pekerjaannya ini bisa lebih menghasilkan.

Baca juga: Toko Service Dan Aksesoris HP Untuk Pak Agus Pengidap Tumor Kaki Dan Pedagang Boneka Keliling

Puluhan tahun sudah terlewati, kecintaannya pada boneka kayu memang tidak pernah pudar. Meski usia sudah sepuh, Abah tetap menggunakan sisa tenaganya untuk mengumpulkan uang demi sang putri bungsu yang masih SMA. Kata Abah, ia ingin melihat putrinya bisa sekolah tinggi dan menjadi lebih sukses darinya.

Penggalangan Dana untuk Abah Muchtar

Meski kini bermain dengan boneka kayunya adalah kesenangan bagi Abah. Namun, Abah Muchtar menyadari ia harus menafkahi keluarga lebih baik lagi. Dengan penghasilan lebih menjanjikan, juga tidak perlu mengharuskannya tinggal jauh dari keluarga terus-menerus. Maka, cita-cita Abah di masa senja ini adalah memiliki warung dan juga kolam pemancingan di dekat rumahnya untuk keluarganya.

Kata Abah, inginnya menjadikan warungnya sebagai warung kopi untuk para tetangga sekitar saat ingin nonton bola bareng dan lainnya. Tak disangka-sangka, ternyata mimpi Abah semakin dekat terwujud, setelah donasi pada campaign Abah Muchtar yang berjudul  “Ditemani Boneka, Abah Muchtar Rela Menari di Jalanan Demi Keluarga di Kampung” mendapatkan banyak perhatian hingga sempat viral di beramaljariyah.org.

kisah abah muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)
Perjalanan penyaluran donasi untuk campaign Abah Muchtar

Karena itu, kami pun berniat bersama-sama menyalurkan donasi sebesar Rp50.696.284 untuk Abah ini sekaligus mengajak Abah jalan-jalan ke swalayan dan membeli beberapa hadiah kecil untuk orang tersayang. Tepatnya pada Kamis, 14 Juli 2022, kami menjemput Abah Muchtar dari kostannya di Dago. Sembari mengantarnya ke rumah di Padalarang, kami mengajak Abah belanja sembako terlebih dahulu.

kisah Abah Muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)

Setelah membeli kebutuhan sembako, kami ajak Abah juga membeli baju baru untuk dirinya dan keluarga yang menunggu di rumah. Dilanjutkan pergi ke toko grosir untuk membeli isi jualan untuk warung Abah. Sesampainya di rumahnya yang cukup jauh dengan jalan yang terjal di Padalarang.

Baca juga: Cerita Mbah Suna (70th), Ibu Tangguh Yang Berusaha Hidupi Anak ODGJ Dari Buah Pinang

Abah disambut oleh keluarga tercintanya. Ternyata, rumah Abah Muchtar dan keluarga juga sangat sederhana. Dindingnya masih menggunakan tripleks, sementara alasnya hanya semen. Tidak ada jendela di ruang keluarga sempitnya itu. Jendela hanya ditemukan di kamar yang juga pengap dan gelap. Sementara dapurnya ada di luar rumah (tidak ada penghubung ke dalam rumah).

Penyerahan sembako, kebahagiaan Abah Muchtar miliki warung, dan renovasi rumah
kisah Abah Muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)

Akhirnya, uang donasi untuk Abah Muchtar selain untuk sembako, pembuatan warung, dan santunan, sisanya digunakan untuk merenovasi rumah Abah Muchtar. Menggantinya dengan bahan bangunan yang lebih kokoh. Terlebih di samping rumah Abah langsung jurang dan lumayan rawan longsor.

kisah Abah Muchtar beramaljariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)
kisah inspiratif beramal jariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)
kisah inspiratif beramal jariyah
(Sumber foto: Campaign Beramal Jariyah)
Kebahagiaan Abah Muchtar bersama boneka kayunya

Kini, keluarga Abah di kampungnya Padalarang, sudah lebih baik. Anaknya yang sudah besar dan sudah menikah bisa bantu mengelola warung itu. Kehidupan keluarga Abah kini menjadi lebih terjamin. Namun, mungkin kecintaan Abah pada boneka kayunya belum akan pudar. Kamu masih bisa menemuinya sesekali di perempatan Simpang Dago. Meski orang-orang mungkin banyak yang mengabaikan keberadaannya, namun Abah hanya ingin melakukan apa yang ia senangi bahkan hingga masa senjanya.

Cerita Abah Muchtar, mengajarkan kita. Tidak ada salahnya hidup dari menjalankan pekerjaan yang kita sukai. Sementara itu halal dan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Baca juga: Rumahku, Istanaku! Cerita Rumah PM Membutuhkan Yang Berhasil Beramal Jariyah Bedah!