Asal-Usul Penetapan 1 Oktober Sebagai Hari Lansia Internasional

Peringatan Hari Internasional Lansia, untuk mengingatkan kita. Jika memuliakan mereka yang sudah sepuh, adalah apa yang rasulullah ajarkan. Mereka juga perlu kasih sayang dan sama-sama memerlukan fasilitas yang memadai.

Di Indonesia, hari peringatan orang lanjut usia atau lansia jatuh setiap tanggal 29 Mei. Namun, berbeda dengan di dunia. Hari peringatan lansia ini mulai dicanangkan sejak 14 Desember 1990, hingga akhirnya diperingati setiap 1 Oktober.

Latar belakang penetapan Hari Lansia Internasional
Asal-Usul Penetapan 1 Oktober Sebagai Hari Lansia Internasional
(sumber foto: pexels.com/Andrea Piacquadio)

Alasan ditetapkannya Hari Lansia Internasional ini mulanya karena fakta bahwa di berbagai negara, angka harapan hidup  terus meningkat. Jika di tahun 1950 rata-rata usia berada di angka 46 tahun, di tahun 2010 ditemukan di usia 68 tahun.

Laporan pada tahun 2010 tersebut menyebutkan jika saat ini ada lebih dari 703 penduduk berusia 65 tahun ke atas di dunia.

Penetapan PBB atas Hari Lansia Internasional pada tanggal 1 Oktober di setiap tahunnya ini juga merupakan bentuk kelanjutan dari Vienna International Plan of Action on Aging yang diputuskan di Wina pada tahun 1982 dengan resolusi No. 37/1982.

Baca juga: Hati-Hati, 5 Kebiasaan Buruk Ini Berpotensi Sebabkan Penyakit Jantung!

Berdasarkan keputusan itu juga, bagi bangsa-bangsa yang belum menetapkan hari peringatan lansia untuk segera menetapkannya. Presiden Soeharto yang akhirnya menetapkan Hari Lanjut Usia Nasional di setiap tanggal 29 Mei. Merujuk pada penyelanggaraan siding pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dipimpin oleh Dr. KRT Radjiman Widiodiningrat.

Sosok Dr. Radjiman ini yang mencetuskan perlunya ada falsafah negara yang kemudian menjadi lahir kelahiran Pancasila yang kita tahu sekarang sebagai ideologi negara. Ia menunjukkan, meski usianya saat itu sudah 66 tahun, namun mampu tetap berkarya dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa terutama untuk peristiwa yang dianggap penting dan bersejarah tersebut.

Lansia dan COVID-19

Dunia saat ini masih diliputi pandemik covid-1. Meskipun di sejumlah negara terlihat berangsur-angsur membaik, namun kita sebagai sanak keluarga mereka yang sudah lansia, tetap harus menjaga lansia. Ada 5 Cukup sebagai kunci untuk menjaga kesehatan lansia di tengah pandemik, sebagaimana disebutkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer (suara.com).

  • Cukup asupan gizi

Ternyata, lansia memiliki perasaan penurunan persepsi terhadap rasa haus. Lansia jarang merasa haus, meskipun sebenarnya jumlah konsumsi minumnya sedikit bahkan kurang dalam hariannya. Maka dari itu sebaiknya kita memberikan pengertian kepada lansia, bahwa meskipun tidak merasa haus, memenuhi kebutuhan air mineral sesuai dengan anjuran harian tetap harus rajin dilakukan.

  • Cukup aktivitas fisik

Selama pandemi, memang lansia geraknya menjadi semakin terbatas. Namun, pembatasan kegiatan di luar rumah ini jangan sampai membuat aktivitas jasmani lansia menjadi kurang. Oleh karena itu, disarankan untuk beraktivitas jasmani bagi lansia dengan cukup. Latihan jasmani rutin bisa dilakukan dengan cara virtual di rumah saja, mengikuti kelompok olahraga ataupun senam.

  • Cukup Tidur

Lansia juga harus perhatikan pola tidurnya. Usahakan cukup memiliki tidur dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai, yakni sekitar 6-8 jam lebih sehari.

  • Cukup Persediaan

Karena lansia selama pandemi baiknya tetap di rumah saja, maka pastikan juga berbagai kebutuhan hariannya terpenuhi persediannya. Seperti obat-obatan yang harus dikonsumsi. Keluarga bisa jadi yang berperan memastikan ketersediaan kebutuhan ini dan segera bantu membeli saat habis.

Baca juga: PPKM Darurat. Maqashid Syariah Jadi Alasan Muslim Harus Mematuhinya.

  • Cukup Perhatian

Semakin usia bertambah, terutama saat sudah lansia, rasa kesepian biasanya akan semakin terasa. Oleh karena itu keberadaan keluarga, orang-orang tersayang di sekitar bisa  sangat membantu mereka. Keluarga tak hanya bisa menjadi sumber kasih sayang, tetapi juga semangat, motivasi, bantuan hingga interaksi sosial.

Jumlah lansia di Indonesia berdasarkan data tahun 2020 sendiri, juga alami peningkatan yang signifikan. Bahkan, hampir menyentuh angka negara yang tergolong sebagai kelompok populasi menua. Ada 9,78 persen dari total penduduk.

Asal-Usul Penetapan 1 Oktober Sebagai Hari Lansia Internasional
(sumber foto: beramaljariyah.org)

Sayangnya, tidak semua lansia bisa menikmati masa tuanya dengan menerapkan 5 cukup tersebut. Apalagi, di tanah air sendiri saat ini masih banyak lansia dhuafa. Menghabiskan masa tua dengan keterbatasan ekonomi hingga masih harus keluar rumah untuk bekerja.

Di Hari Lansia Internasional ini selain jaga keluarga tersayang yang sudah berusia lanjut, kita juga bisa berbagi untuk para lansia yang masa tuanya mungkin tidak seberuntung anggota keluargamu.