Apa Itu Childfree? 3 Alasan Seorang Muslim Sebaiknya Hindari Budaya Childfree

Istilah childfree belakangan ini mendadak semakin bergema, setelah salah satu selebgram sekaligus YouTuber muslim mengumumkan keputusannya dan sang suami untuk menerapkan prinsip hidup childfree. Sontak, pernyataan ini menimbulkan pro dan kontra, terlihat dengan ramainya sosial media hingga menjadi trending di twitter mengenai pembahasan budaya childfree ini.

Apa itu Childfree?

apa itu childfree
(sumber foto: pexels.com/
samer daboul)

Dilansir dari SehatQ, childfree merupakan keputusan yang dibuat pasangan menikah yang ingin hidup tanpa memiliki seorang anak. Mereka sepakat sepanjang hidup bersama ini untuk tidak akan memiliki keturunan.

Termasuk di antaranya tidak ingin memiliki anak tiri maupun anak angkat. Penggunaan istilah childfree untuk pasangan menikah yang tidak ingin punya anak ini muncul sejak bada ke-20.  Di antaranya pencetusnya adalah St.Augustine yang merupakan seorang filsuf dan teolog Kristen.

Dalam bukunya ia menyebutkan jika membuat anak adalah sebuah sikap yang tidak bermoral dan menurut keyakinannya, menjebak jiwa-jiwa dalam tubuh yang tidak kekal. Maka dari itu ia dan kelompoknya melakukan pencegahan dengan cara menggunakan kontrasepsi dengan sistem kalender.

Baca juga: Sedang Jadi Trend, Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Mengemis Online

Lalu, jika melihat pemahaman apa itu childfree dari Islam, apakah sebenarnya menghindari memiliki anak itu  boleh? Ternyata, ada 3 alasan yang membuatmu sebaiknya pertimbangkan dahulu dalam Islam, jika berpikiran ingin ikut trend childfree ini.

  1. Menikah tujuannya adalah untuk memperoleh keturunan
apa itu childfree
(sumber foto: pexels.com/pixabay)

Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan mengenai halalnya berhubungan intim di malam Ramadhan,

فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ

“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.”

(QS. Al Baqarah: 187).

Dalam surat tersebut ada kalimat “maa kataballahu lakum” yang banyak ulama menafsirkannya sebagai anak. Artinya, tujuan dari hubungan suami istri ini termasuk di malam bulan Ramadhan adalah untuk memperoleh keturunan.

  1. Bangganya Nabi Muhammad SAW terhadap banyaknya umatnya di hari kiamat

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ إِنِّى أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ وَإِنَّهَا لاَ تَلِدُ أَفَأَتَزَوَّجُهَا قَالَ « لاَ ». ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ « تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ »

Dari Ma’qil bin Yasaar, ia berkata, “Ada seseorang yang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Aku menyukai wanita yang terhormat dan cantik, namun sayangnya wanita itu mandul (tidak memiliki keturunan). Apakah boleh aku menikah dengannya?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak.”

 

Kemudian ia mendatangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kedua kalinya, masih tetap dilarang.

Ketika ketiga kalinya datang, Rasulullah SAW akhirya mengatakan,

“Nikahilah wanita yang penyayang yang subur punya banyak keturunan karena aku bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Daud no. 2050 dan An Nasai no. 3229. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits tersebut hasan).

Baca juga: Ketentuan Puasa Muharram Seperti Yang Dianjurkan Rasulullah SAW

  1. Allah SWT yang menanggung rezeki

Ada sejumlah pasangan yang mengatakan alasannya takut memiliki anak adalah karena takut tidak adanya rezeki yang mampu menghidupi anak tersebut. Namun, sebagai seorang muslim sebagaimana yang pernah dibahas dalam artikel sebelumnya, harus selalu optimis dan kembali lagi meyakini jika setiap orang rezekinya sudah Allah SWT atur.

ۚإِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗوَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(QS. An-Nuur: 32)

Ayat lainnya, antara lain;

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya”

(QS. Huud: 6).

Ayat lainnya, mengatakan;

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

(QS. Al-Isra’: 31).

Selain ketiga alasan di atas, dengan memutuskan childfree seorang pasangan suami istri akan kehilangan sejumlah manfaat yang bisa dirasakan dari memiliki anak. Di antaranya sebagai berikut:

apa itu childfree
(sumber foto: pexels.com/
Werner Pfennig)
  1. Hilang kesempatan mendapatkan amal jariyah dari anak yang soleh. Sepert dari hadits yang sering kita dengar ini, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu); sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh.”

(HR. Muslim, no. 1631)

  1. Munculnya stigma buruk dari masyarakat sekitar yang di seperti kita ketahui bersama, masih banyak yang memegang paham adagium atau banyak anak banyak rezeki
  2. Tidak punya anak berarti tak punya keturunan, maka silsilah keluarga bisa terputus, apalagi jika pasangan ini kedua-duanya sama-sama anak tunggal
  3. Kebingungan mewariskan harta kekayaan setelah meninggal dunia
  4. Gangguan psikologi, karena seseorang semakin lanjut usia akan semakin dilanda dengan perasaan kesepian hingga tak ada yang bisa diandalkan ketika pasutri sudah tua dan tubuhnya melemah
  5. Seperti disebutkan dalam SehatQ, hidup dengan menghindari kehamilan bisa berpotensi buruk pada kesehatan secara menyeluruh
  6. Tidak memenuhi ketentuan Rasulullah untuk memiliki keturunan, padahal pasutri ini mampu
  7. Tidak memiliki kesempatan untuk merasakan nikmatnya qurrota a’yun (penyejuk mata)

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”

(QS. Al-Furqan: 74).

Pembahasan mengenai apa itu childfree di atas semoga mampu memberikan pemahaman yang lebih bagi Sahabat. Apakah kita sebagai seorang muslim masih ingin kehilangan kesempatan memperoleh banyak keutamaan dari memiliki anak?

Baca juga: PPKM Darurat. Maqashid Syariah Jadi Alasan Muslim Harus Mematuhinya