Hari kanker sedunia, diperingati setiap tanggal 4 Februari. Di Indonesia, penyakit kanker masih menjadi salah satu jenis penyakit yang memiliki dampak besar dalam isu kesehatan. Dalam data dari tahun 2020, di Indonesia ada 400 ribu kasus baru dan 230 ribu kematian sesuai menurut WHO. Di tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara dan k-33 di Asia untuk jumlah pengidap kanker terbanyak.
Dua di antaranya jenis penyakit kanker di tanah air yang paling sering ditemui adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Meskipun begitu, sebenarnya ada banyak jenis kanker lainnya yang pengidapnya jarang diketahui. Namun, memiliki gejala hingga ancaman pada kesehatan yang juga berbahaya.
Di hari kanker sedunia ini mari kita ketahui 4 jenis penyakit kanker yang akan kami sebutkan di bawah ini.
-
Kanker Lidah

Kanker lidah mungkin sudah beberapa kali kita dengar. Meskipun pengidapnya juga jarang kita temui. Jenis kanker ini muncul dari sel kanker yang tumbuh pada jaringan lidah. Gejala awal pengidap kanker lidah, sering kali sulit terdeteksi. Karena, awal mula munculnya hanya berupa sariawan hingga sakit tenggorokan yang identik dengan flu atau influenza, sehingga dianggap biasa saja.
Sel kanker pada kanker lidah ini faktanya bisa tumbuh di bagian ujung lidah atau pangkal lidah. Nah, biasanya penderitanya lebih banyak berasal dari mereka yang perokok aktif hingga hobi mengonsumsi alkohol. Selain kedua pemicu tersebut, ternyata kanker lidah akan lebih mudah didapati oleh orang yang punya riwayat pernah terkena infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus).
Baca juga: Hati-Hati, 5 Kebiasaan Buruk Ini Berpotensi Sebabkan Penyakit Jantung!
Adapun gejala yang harus kamu waspadai sebagai tanda awal pengidap kanker lidah ini adalah sakit tenggorokan yang terjadi terus-menerus. Hingga munculnya benjolan di area sekitar mulut dan leher. Gejala lainnya seperti rasa kebas di mulut tidak kunjung hilang, pendarahan pada loha tanpa sebab jelas, rahang sulit digerakan, penurunan berat badan drastis, dan adanya perubahan suara.
Pencegahan kanker ini bisa dilakukan dengan selalu menjaga kesehatan mulut. Serta menerapkan pola makan yang sehat. Setidaknya, ini adalah cara-cara paling mudah untuk mengurangi risiko terkena kanker lidah.
-
Kanker Limfoma

Kanker Limfoma, mungkin lebih akrab kamu dengar sebagai kanker kelenjar betah gening. Kanker ini terjadi akibat pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). Sel kanker mulai berkembang biasanya dari salah satu sel darah putih (limfosit) yang berfungsi melawan infeksi.
Seharusnya limfosit ini berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan virus. Tidak hanya dalam peredaran darah, limfosit ini juga bisa tersebar di beberapa bagian tubuh. Mulai dari kelenjar getah bening, limpa, timus, sumsum tulang belakang, hingga saluran pencernaan. Penyebab seseorang mengidap kanker limfoma ternyata belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa sebab yang membuat risiko seseorang terkena kanker limfoma ini lebih tinggi. Di antaranya seperti sudah berusia 60 tahun lebih, 15-40 lebih berpotensi terkena limfoma hodkins, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, pernah jalani radioterapi, hingga sering terpapar pestisida. Benjolan yang menjadi gejala awal kanker limfoma biasanya muncul di area leher, ketiak, atau selangkangan. Gejala lainnya, cukup umum. Seperti demam, cepat lelah, batuk, berkeringat di malam hari, sesak napas dan lainnya.
Baca juga: Hari Gizi Dan Makanan Nasional 2022, Sejarah Peringatan Dan Fokus Tantangan Pemenuhan Gizi Tahun Ini
-
Kanker Nasofaring

Jenis penyakit kanker lainnya yang mungkin masih jarang orang tahu adalah kanker nasofaring. Seperti namanya, jenis kanker ini menyerang jaringan nasofaring. Meskipun jarang terdengar, namun ternyata kanker ini cukup sering terjadi. Posisinya ini terletak di belakang rongga hidung dan di balik langit-langit mulut.
Tanda saat seseorang terkena kanker ini meliputi kesulitan berbicara, mendengar, dan juga bernapas. Bahayanya, jenis kanker ini sering kali sukit terdeteksi karena gejalanya kebanyakan baru ditemukan saat kondisinya sudah berada dalam tahap lanjut. Belum diketahui pasti juga apa penyebabnya. Namun, salah satu yang diyakini adalah kemungkinan dari infeksi virus Epstein-Barr (EBV).
EBV ini biasanya ada di air liur. Ada kemungkinan penularan bisa terjadi dari kontaminasi air liur melalui kontak langsung dengan orang lain. Namun, penelitian ini tidak perlu banyak dikhawatirkan. Karena kebanyakan EBV tidak menyebabkan infeksi berkepanjangan, dan keterkaitannya dengan kanker nasofaring masih terus diteliti.
Gejala yang perlu diwaspadai dari kanker nasofaring meliputi benjolan di tenggorokan, mimisan, pilek terus-menerus, telinga berdengung, gangguan pendengaran, sakit tenggorokan, hingga kesulitan membuka mulut. Memang, beberapa gejala ini bisa mirip dengan kondisi lain yang lebih ringan. Kamu bisa mulai memeriksakan lebih lanjut, saat gejala-gejalanya sudah terasa mengganggu.
-
Kanker Tulang

Ada lagi jenis penyakit kanker yang menyerang tulang. Mulai dari anak hingga dewasa bisa terkena kanker ini. Meski sebenarnya sel kankernya bisa menyerang bagian manapun dalam tubuh, namun umunya ditemukan di tungkai, lengan, dan panggul. Sangat jarang terjadi, perbandingan untuk pengidap kanker ini di seluruh dunia bahkan disebut hanya ada 1%.
Pada anak, jenis kanker ini lebih sering ditemui. Dimana ada 3% dari pengidapnya dari seluruh kasus. Di antaranya karena tumor yang ditemukan di tulang lebih sering yang jinak daripada ganas. Ada beberapa gejala yang bisa kamu perhatikan terkait jenis penyakit kanker tulang ini. Di antaranya nyeri pada area tulang yang terkena kanker, pembengkakan di area sekitar kanker tersebut, hingga pada kondisi parah, tulang menjadi lebih rapuh atau mudah patah.
Pada beberapa kasus, ada kejadian saat tulang nyeri pada dewasa dianggap randang sendi. Sementara pada anak dianggap efek samping dari pertumbuhan tulang. Cara terbaik untuk mencegah perkembangan sel kanker tulang ini adalah dengan segeri memeriksakan diri ke dokter ketika merasa nyeri di tulang secara terus-menerus pada tempat yang sama.
Kanker memang bisa mengenai siapa saja, tidak peduli usia hingga latar belakang ekonomi. Namun, cara untuk mengurangi risiko terkena kanker paling sederhana bisa dimulai dari pola hidup dan makan yang sehat. Selagi kita masih diberi rezeki sehat hingga kemampuan untuk makan-makanan bergizi, bersyukur dan manfaatkanlah. Karena banyak, dari para penerima manfaat di Beramal Jariyah yang harus berjuang melawan sakit kanker di tengah keterbatasan ekonomi mereka.